UMKMJATIM.COM – Meskipun memiliki keterbatasan lahan pertanian, Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun terus mendorong para petani agar tetap produktif.
Fokus utama diarahkan pada sektor pertanian padi yang diharapkan dapat dipanen hingga tiga kali dalam satu tahun.
Langkah ini sejalan dengan visi Pemkot untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, Totok Sugiharto, menjelaskan bahwa sektor pertanian saat ini mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
Menurutnya, Wali Kota Madiun telah menginstruksikan agar seluruh kebutuhan petani harus terpenuhi, baik dari sisi sarana produksi maupun dukungan teknis.
Beberapa langkah konkret yang telah dilakukan antara lain pemberian pupuk gratis, penyediaan mesin pompa air (Sibel) untuk mengatasi kendala irigasi, hingga distribusi benih padi unggul.
Bantuan ini, kata Totok, diberikan sebagai bentuk stimulus agar petani tidak terbebani biaya produksi dan mampu meningkatkan hasil panen.
Salah satu bentuk dukungan nyata dari Pemkot adalah penyediaan enam unit mesin pompa air atau Sibel.
Alat ini diharapkan dapat membantu petani dalam menghadapi musim kemarau, ketika pasokan air sering kali berkurang.
Dengan adanya Sibel, lahan sawah tetap bisa terairi secara optimal sehingga tidak mengganggu produktivitas pertanian.
Totok menegaskan bahwa bantuan ini diberikan bukan hanya untuk mengurangi beban petani, tetapi juga sebagai upaya strategis agar hasil panen tetap maksimal meskipun dalam kondisi cuaca yang menantang.
Data terbaru mencatat bahwa luas baku tanam di Kota Madiun mencapai sekitar 884 hektar, dengan lebih dari 600 hektar di antaranya digunakan untuk menanam padi.
Hingga bulan Agustus 2025, sebanyak 300 hektar lahan sudah berhasil dipanen. Angka ini menunjukkan tren positif yang diharapkan terus meningkat melalui dukungan berkelanjutan.
Totok menyampaikan optimismenya bahwa target panen tiga kali setahun dapat tercapai.
Keyakinan ini didasarkan pada kolaborasi erat antara pemerintah dan petani, serta adanya monitoring dan evaluasi rutin yang dilakukan pihak DKPP.
Menurutnya, komunikasi aktif dengan petani menjadi kunci penting dalam menjaga keberhasilan program.
Setiap keluhan, kebutuhan, maupun aspirasi petani selalu menjadi bahan diskusi agar solusi yang diberikan benar-benar tepat sasaran.
Dengan strategi bantuan pupuk, benih, serta teknologi perairan yang memadai, Pemkot Madiun menegaskan komitmennya untuk mendukung peningkatan hasil panen padi.
Tidak hanya berorientasi pada kuantitas, program ini juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas produksi pertanian di wilayah tersebut.
Totok menutup penjelasannya dengan optimisme bahwa kerja sama antara pemerintah dan petani akan membawa hasil signifikan.
“Insyaallah, dengan upaya bersama ini, panen padi tiga kali setahun bisa terwujud. Kami akan terus berkoordinasi dan mendukung petani agar produktivitas mereka meningkat,” ujarnya.***