UMKMJATIM.COM – Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara masyarakat berbelanja.
Jika sebelumnya aktivitas belanja online didominasi oleh marketplace, kini media sosial mengambil peran penting sebagai saluran baru melalui konsep social commerce.
Fenomena ini menunjukkan bahwa media sosial tidak lagi hanya menjadi tempat berinteraksi, tetapi juga ruang transaksi yang praktis, cepat, dan interaktif.
Konsumen semakin terbiasa membeli produk langsung dari akun media sosial, baik melalui fitur live shopping, katalog digital, maupun interaksi dengan penjual secara real-time.
Model ini dinilai lebih personal karena memungkinkan komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual.
Mengapa Social Commerce Semakin Populer?
Popularitas social commerce tidak lepas dari kebiasaan masyarakat yang banyak menghabiskan waktu di media sosial.
Dengan jutaan pengguna aktif setiap hari, platform seperti Instagram, TikTok, dan Facebook menjadi lahan subur untuk menjangkau calon konsumen.
Selain itu, konsumen cenderung lebih percaya pada rekomendasi visual berupa foto, video, atau ulasan langsung yang ditampilkan di media sosial.
Rasa percaya ini diperkuat dengan interaksi instan, misalnya melalui live streaming atau sesi tanya jawab.
Hasilnya, keputusan membeli bisa terjadi lebih cepat dibandingkan belanja di marketplace biasa.
Peluang Bisnis di Era Social Commerce
Bagi pelaku bisnis, social commerce membuka peluang besar untuk memperluas pasar.
Produk yang dipasarkan lewat media sosial berpotensi menjangkau audiens yang lebih luas tanpa harus mengandalkan toko fisik atau biaya iklan besar.
Strategi pemasaran juga menjadi lebih kreatif. Misalnya, penggunaan influencer atau kreator konten untuk mempromosikan produk terbukti mampu meningkatkan minat beli.
Selain itu, user-generated content seperti testimoni dan video unboxing memberikan nilai tambah yang mampu meningkatkan kredibilitas brand.
Tantangan Social Commerce
Meski memiliki potensi besar, social commerce juga menyimpan tantangan. Salah satunya adalah kepercayaan konsumen terkait keamanan transaksi dan kualitas produk.
Tidak jarang pembeli masih ragu karena takut produk yang diterima tidak sesuai dengan deskripsi.
Selain itu, perusahaan juga harus siap menghadapi regulasi terkait transaksi digital, perlindungan data konsumen, hingga sistem pembayaran.
Oleh karena itu, transparansi dan pelayanan yang cepat menjadi kunci dalam menjaga loyalitas pelanggan di ranah social commerce.
Strategi Sukses Menjalankan Social Commerce
Untuk memaksimalkan peluang, bisnis perlu mengoptimalkan beberapa strategi. Pertama, membangun konten visual yang menarik agar produk lebih mudah dikenal.
Kedua, memanfaatkan fitur live shopping sebagai sarana memperkenalkan produk sekaligus menjawab pertanyaan calon pembeli secara langsung.
Ketiga, menjaga komunikasi yang ramah dan responsif agar konsumen merasa dihargai.
Terakhir, membangun sistem pembayaran dan pengiriman yang aman serta transparan agar konsumen percaya untuk bertransaksi.
Social commerce kini menjadi salah satu masa depan belanja online yang semakin diminati konsumen.
Dengan menggabungkan kekuatan media sosial dan kemudahan transaksi digital, tren ini menawarkan peluang besar bagi pelaku bisnis.
Jika dikelola dengan strategi yang tepat, social commerce tidak hanya membantu meningkatkan penjualan, tetapi juga memperkuat hubungan emosional dengan konsumen.
Dengan kata lain, belanja online lewat media sosial bukan sekadar tren sementara, melainkan arah baru dalam ekosistem perdagangan digital.***