UMKMJATIM.COM – Teknologi modern mulai masuk ke lahan pertanian di Kabupaten Sumenep.
Kelompok Tani Sumber Baru Desa Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, melaksanakan uji coba pemanfaatan drone pertanian dari pabrikan Maxi.
Inisiatif ini merupakan bagian dari dukungan terhadap program nasional Swasembada Pangan melalui pola tanam IP300 (Indeks Pertanaman 300).
Uji coba ini dipimpin oleh Ketua Kelompok Tani Sumber Baru, Sunarto Wiyono, serta mendapat pendampingan dari Tim Penyuluh Pertanian Kecamatan Kota Sumenep dan Desa Pangarangan.
Kehadiran para penyuluh diharapkan mampu memberikan bimbingan langsung agar teknologi ini dapat diadopsi dengan baik oleh para petani.
Sunarto menyampaikan bahwa teknologi drone diharapkan mampu meningkatkan produktivitas pertanian sekaligus menjaga kesehatan petani.
Selama ini, pemupukan dan penyemprotan pestisida masih dilakukan secara manual sehingga memakan waktu dan berisiko tinggi bagi petani karena kontak langsung dengan bahan kimia.
Dengan hadirnya drone, proses tersebut dapat dilakukan lebih cepat, merata, dan aman.
Drone pertanian dinilai mampu menyemprot secara terkontrol sehingga pemupukan maupun pemberantasan hama lebih efisien.
Menurut Sunarto, adopsi teknologi ini bisa menjadi langkah penting dalam menjaga kualitas hasil panen sekaligus mempercepat pencapaian target IP300 yang menuntut pengelolaan lahan intensif sepanjang tahun.
Penggunaan drone pertanian tidak hanya terbatas pada pemupukan, tetapi juga bermanfaat dalam penanggulangan hama dan penyakit tanaman.
Dengan penyemprotan yang lebih presisi, potensi kerusakan tanaman dapat ditekan sejak dini.
Sunarto menegaskan, transformasi ini harus dibarengi dengan pendampingan intensif.
Ia berharap para petani mendapat edukasi dan pelatihan berkelanjutan agar dapat menggunakan drone dengan benar.
Menurutnya, keberhasilan adopsi teknologi pertanian modern sangat bergantung pada kemampuan petani dalam mengoperasikan alat secara tepat
Dalam uji coba tersebut, tim penyuluh pertanian dari Kecamatan Kota Sumenep dan Desa Pangarangan turut serta mendampingi petani.
Mereka memberikan arahan teknis sekaligus menekankan pentingnya pelatihan berkelanjutan agar teknologi baru ini benar-benar memberi manfaat maksimal.
Para penyuluh juga menilai bahwa teknologi drone bisa menjadi solusi inovatif bagi petani lokal dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan.
Dengan adopsi teknologi modern, diharapkan hasil pertanian tidak hanya meningkat dari sisi kuantitas, tetapi juga kualitas.
Uji coba drone pertanian ini menjadi langkah awal bagi Desa Pangarangan dalam mengadopsi teknologi modern.
Kehadiran inovasi ini diharapkan mampu memperkuat posisi petani lokal dalam mendukung program swasembada pangan sekaligus meningkatkan ketahanan pangan daerah maupun nasional.
Bagi para petani, teknologi ini diharapkan menjadi jawaban atas keterbatasan metode konvensional.
Dengan dukungan dari pemerintah dan pendampingan penyuluh, transformasi pertanian menuju era digital diyakini dapat terwujud, menjadikan sektor pertanian semakin berdaya saing di masa depan.***