Harga Cabai Keriting di Kediri Turun Rp8.000 per Kilogram, Serapan Industri Mulai Kembali Normal

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Sunday, 12 October 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UMKMJATIM.COM – Harga cabai keriting di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, tercatat mengalami penurunan signifikan pada Sabtu (11/10/2025).

Berdasarkan laporan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, penurunan harga ini dipicu oleh meningkatnya pasokan dari sejumlah daerah penghasil utama.

Menurut data APCI, harga cabai merah keriting (CMK) varietas Boos Tavi turun dari Rp47.000 menjadi Rp39.000 per kilogram, atau mengalami penurunan sebesar Rp8.000.

Sementara varietas Sibad juga mengalami penurunan harga dari Rp45.000 menjadi Rp37.000 per kilogram.

Kondisi ini berbeda dengan cabai merah besar (CMB) yang justru menunjukkan tren kenaikan harga.

Varietas Gada MK naik dari Rp42.000 menjadi Rp44.000 per kilogram, Imola naik dari Rp40.000 menjadi Rp42.000 per kilogram, dan Sandi 08 meningkat dari Rp38.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.

Baca Juga :  Hujan Lebat Ganggu Panen Cabai: Harga Stabil, Risiko Kerusakan Tinggi

Pasokan Meningkat, Harga Cabai Keriting Turun

Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menyampaikan bahwa penurunan harga cabai merah keriting terjadi karena pasokan meningkat cukup signifikan.

Dari yang sebelumnya hanya 1,2 ton per hari, kini meningkat menjadi 2,2 ton. Kondisi ini membuat harga di tingkat pasar induk mengalami koreksi.

Sebaliknya, kenaikan harga cabai merah besar disebabkan oleh berkurangnya pasokan harian.

Jumlah stok CMB yang sebelumnya mencapai 7 ton, kini menurun menjadi hanya 5,5 ton.

Sedangkan harga cabai rawit merah (CRM) cenderung stabil karena pasokan dan permintaan relatif seimbang.

Harga Cabai Rawit Merah Masih Stabil

Untuk jenis cabai rawit merah, harga di Pasar Induk Pare masih bertahan di level stabil. Varietas Brengos 99 dijual seharga Rp26.000 per kilogram,

varietas Asmoro 043 berada di Rp24.000 per kilogram, dan varietas Prentol atau Tumi 99 dijual dengan harga Rp21.000 per kilogram.

Baca Juga :  Gapoktan Harapan Makmur Imbau Petani Pastikan Kualitas Gabah Sebelum Disalurkan ke Gudang Bulog

Harga yang relatif stabil ini menunjukkan bahwa distribusi dan serapan pasar untuk komoditas cabai rawit berjalan lancar.
Selain itu, cuaca yang cenderung baik dalam beberapa minggu terakhir turut membantu kestabilan produksi di tingkat petani.

Serapan Industri dan Pengiriman Pasar Mulai Normal

Sementara itu, pengiriman komoditas cabai dari Pasar Induk Pare ke sejumlah wilayah utama, seperti Jabodetabek, juga mulai kembali normal.

Tercatat pengiriman cabai keriting mencapai 1 ton, sedangkan cabai rawit merah mencapai 3 ton per hari.

Untuk kebutuhan industri, serapan cabai keriting mencapai 0,6 ton, dan cabai rawit merah 4 ton.

Namun, pengiriman ke wilayah Kalimantan untuk sementara masih dihentikan.

Pasokan cabai merah besar berasal dari beberapa daerah seperti Kediri, Jember, Blitar, Probolinggo, dan Mataram, dengan total sekitar 5,5 ton.

Baca Juga :  Harga Cabai Merah di Kediri Naik, Cabai Rawit Justru Turun: Ini Rinciannya

Sementara cabai merah keriting dipasok dari Kediri dan Nganjuk sebanyak 2,2 ton, dan cabai rawit merah berasal dari Kediri, Jawa Tengah, dan Jombang, mencapai 15 ton.

Pasar Cabai Mulai Seimbang

Dengan meningkatnya pasokan dan mulai normalnya serapan industri, pasar cabai di wilayah Kediri diperkirakan akan kembali stabil dalam waktu dekat.

Pemerintah daerah bersama APCI terus memantau fluktuasi harga guna memastikan keseimbangan antara produksi petani dan kebutuhan pasar tetap terjaga.

Turunnya harga cabai keriting menjadi sinyal positif bagi konsumen, namun bagi petani, hal ini tetap menjadi tantangan agar tetap dapat menjaga kualitas panen dan keberlanjutan produksi di tengah dinamika pasar.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Pentingnya Verifikasi Identitas dan Sinkronisasi Data Kependudukan untuk Kelancaran Pencairan BLT
Fakta Sebenarnya di Balik Isu Kenaikan Gaji PNS 2026: Ini Penjelasan Resmi Kemenkeu
Panduan Lengkap Mengidentifikasi Informasi Resmi BLT Kesra 2025 agar Terhindar dari Penipuan
Cara Memastikan NIK Tetap Aktif agar Tidak Gagal Menerima BLT Kesra 2025
Pentingnya Mengecek Bansos 2025 Secara Mandiri untuk Memastikan Hak Penerima Terpenuhi
BMKG Sumbar: Info Cuaca, Peringatan Dini, dan Update Gempa Terkini Sumatera Barat
Program OPLAH 2025 di Jember Genjot Produktivitas Lahan dan Dorong Target Produksi Padi 1 Juta Ton
Sumenep Kembangkan Tumpang Sari Padi–Siwalan untuk Optimalkan Lahan Marginal dan Perkuat Ketahanan Pangan

Berita Terkait

Friday, 28 November 2025 - 16:00 WIB

Pentingnya Verifikasi Identitas dan Sinkronisasi Data Kependudukan untuk Kelancaran Pencairan BLT

Friday, 28 November 2025 - 14:00 WIB

Fakta Sebenarnya di Balik Isu Kenaikan Gaji PNS 2026: Ini Penjelasan Resmi Kemenkeu

Friday, 28 November 2025 - 12:00 WIB

Panduan Lengkap Mengidentifikasi Informasi Resmi BLT Kesra 2025 agar Terhindar dari Penipuan

Friday, 28 November 2025 - 10:00 WIB

Cara Memastikan NIK Tetap Aktif agar Tidak Gagal Menerima BLT Kesra 2025

Friday, 28 November 2025 - 08:00 WIB

Pentingnya Mengecek Bansos 2025 Secara Mandiri untuk Memastikan Hak Penerima Terpenuhi

Berita Terbaru