UMKMJATIM.COM – Upaya penguatan ekonomi kerakyatan melalui Koperasi Merah Putih kini memasuki tahap penting.
Program ini tidak hanya bertujuan membangun sistem ekonomi berbasis komunitas, tetapi juga menciptakan kemandirian ekonomi di tingkat kelurahan.
Wahyu, salah satu penggerak utama program tersebut, mengungkapkan optimisme tinggi bahwa dalam kurun waktu satu tahun, seluruh koperasi Merah Putih di setiap kelurahan akan mampu berdiri mandiri dan beroperasi secara profesional.
Menurut Wahyu, kunci utama keberhasilan koperasi terletak pada sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
Ia menjelaskan bahwa saat ini fokus utama pemerintah daerah bersama tim pelaksana adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan para pengurus koperasi melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan intensif.
“Setelah pelatihan selesai, para pengurus koperasi diharapkan mampu bergerak cepat dalam mengelola unit usaha yang dimiliki,” ujarnya dalam sebuah pertemuan pembinaan koperasi.
Ia menambahkan, beberapa koperasi bahkan telah menunjukkan kemajuan nyata dengan mulai menjalankan kegiatan ekonomi produktif di wilayahnya masing-masing.
Wahyu menjelaskan bahwa penguatan kapasitas SDM koperasi mencakup pelatihan manajemen keuangan, pengelolaan usaha mikro, serta pemanfaatan teknologi digital dalam operasional koperasi.
Dengan bekal ini, koperasi diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan ekonomi modern tanpa meninggalkan prinsip gotong royong dan kebersamaan.
Selain itu, peningkatan kualitas SDM juga diharapkan mampu memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan koperasi.
Dengan manajemen yang tertib dan efisien, kepercayaan masyarakat terhadap koperasi akan semakin meningkat.
“Kalau SDM-nya sudah tangguh, koperasi akan bisa berdiri di atas kaki sendiri tanpa terus bergantung pada bantuan luar,” ujarnya menegaskan.
Selain fokus pada pengembangan SDM, Wahyu juga menyoroti pentingnya ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang aktivitas koperasi di lapangan.
Ia menyebut, setiap kelurahan memiliki kondisi dan kebutuhan yang berbeda, sehingga dukungan akan disesuaikan dengan situasi setempat.
Pemerintah daerah dikatakan telah menyiapkan langkah antisipatif untuk membantu koperasi yang menghadapi kendala dalam fasilitas operasional.
Menurut Wahyu, bentuk dukungan bisa berupa bantuan peralatan, akses permodalan, hingga pendampingan manajemen usaha.
“Jika ada kebutuhan yang tidak bisa diatasi secara mandiri oleh koperasi, pemerintah siap turun tangan. Program ini tidak bisa berhasil jika tidak didukung secara bersama,” ungkapnya.
Program Koperasi Merah Putih diharapkan menjadi tonggak baru dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat.
Dengan dukungan pemerintah dan semangat kolaboratif dari warga, koperasi dapat menjadi wadah penggerak ekonomi lokal yang tangguh, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat kesejahteraan warga di tingkat kelurahan.
Wahyu optimistis, dalam waktu dekat, koperasi-koperasi yang telah dibentuk akan menunjukkan hasil konkret berupa peningkatan omzet, perluasan unit usaha, serta keterlibatan aktif masyarakat dalam kegiatan ekonomi.
“Tujuan akhirnya adalah menciptakan ekosistem ekonomi yang kuat dan mandiri di tingkat kelurahan,” ujarnya menutup.***