UMKMJATIM.COM – Provinsi-provinsi di Pulau Jawa kembali menunjukkan dominasinya dalam sektor investasi nasional.
Berdasarkan data terbaru Kementerian Investasi dan Hilirisasi, hingga kuartal III tahun 2025, total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di wilayah Jawa mencapai Rp692,5 triliun, atau setara 48,46 persen dari total nasional.
Direktur Perencanaan Sumber Daya Alam dan Industri Manufaktur Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Ratih Purbasari Kania, mengungkapkan bahwa capaian ini menegaskan posisi Jawa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan magnet utama bagi investor nasional maupun global.
Menurutnya, sebagian besar investasi yang masuk berasal dari sektor manufaktur pengolahan logam, makanan dan minuman, serta kimia dasar, yang menjadi tulang punggung industri nasional.
Ketiga sektor tersebut dinilai memiliki kontribusi besar terhadap ekspor dan penciptaan lapangan kerja baru di berbagai daerah di Jawa.
“Hingga kuartal ketiga tahun ini, investasi di Jawa tetap menjadi penggerak utama perekonomian Indonesia. Hal ini menunjukkan daya tarik wilayah Jawa yang masih sangat kuat, baik dari sisi infrastruktur, tenaga kerja, maupun kesiapan kawasan industri,” ujar Ratih dalam keterangan resminya, Senin (4/11/2025).
Ratih menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya memastikan investasi yang masuk bukan hanya besar dari sisi nilai, tetapi juga berkualitas dan berkelanjutan.
Fokus utama diarahkan pada investasi yang memiliki nilai tambah tinggi, ramah lingkungan, serta mendukung hilirisasi industri nasional.
Ia menjelaskan bahwa berbagai langkah strategis telah disiapkan, seperti penyederhanaan perizinan usaha, peningkatan layanan berbasis digital, serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal bagi sektor prioritas.
Pemerintah juga memperkuat fasilitasi proyek strategis nasional (PSN) agar investasi dapat segera direalisasikan dengan efisien.
“Kami berkomitmen memperkuat perencanaan dan koordinasi lintas sektor agar setiap proyek yang masuk memiliki dampak nyata terhadap perekonomian rakyat, tidak hanya menambah kapasitas industri,” tutur Ratih.
Dalam kesempatan yang sama, Ratih juga mengajak para investor nasional maupun internasional untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan industri strategis di Indonesia, khususnya di sektor energi hijau, bahan baku industri, serta produk berbasis teknologi tinggi.
Menurutnya, pemerintah saat ini tidak hanya berperan sebagai regulator, tetapi juga sebagai fasilitator dan mitra pembangunan yang memberikan dukungan penuh terhadap investasi yang produktif dan berorientasi jangka panjang.
“Pemerintah hadir untuk memberikan kepastian hukum, kemudahan perizinan, serta dukungan infrastruktur agar investasi yang dilakukan tidak hanya memperkuat industri, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat,” ujarnya menegaskan.
Dengan berbagai kebijakan strategis dan dukungan lintas lembaga, pemerintah optimis investasi di Pulau Jawa akan terus tumbuh positif hingga akhir tahun.
Langkah ini diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi unggulan di kawasan Asia Tenggara, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan.***











