UMKMJATIM.COM – Minat masyarakat terhadap investasi logam mulia emas terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan.
Fenomena ini terlihat jelas di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Kota Surabaya yang menjadi salah satu pusat pertumbuhan transaksi emas digital.
Tahun 2025 disebut sebagai momentum kebangkitan emas sebagai instrumen investasi paling diminati masyarakat.
Stabilitas harga dan kemampuannya menahan laju inflasi menjadikan emas sebagai pilihan aman di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Berdasarkan data pasar, pada awal November 2025, harga emas berada di kisaran Rp2.278.000 per gram.
Kondisi tersebut mendorong tingginya permintaan logam mulia di berbagai gerai penjualan, bahkan di sejumlah toko emas di Surabaya sempat terlihat antrean panjang pembeli.
Tingginya animo masyarakat terhadap emas membuat Bank Syariah Indonesia (BSI) gencar memperluas akses investasi digital. Melalui layanan BSI Emas di aplikasi BYOND by BSI, masyarakat kini dapat membeli emas mulai dari Rp50 ribu saja.
Regional CEO BSI RO VIII Surabaya, Jajang Abdul Karim, menjelaskan bahwa investasi emas kini semakin mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat berkat transformasi digital yang dilakukan BSI.
Menurutnya, emas bukan lagi instrumen investasi eksklusif, melainkan bagian dari ekosistem keuangan syariah yang aman, transparan, dan sesuai prinsip syariah.
Ia juga menambahkan bahwa kebijakan pemerintah yang mendorong monetisasi emas dari hulu hingga hilir melalui Bulion Bank turut memperkuat minat masyarakat terhadap logam mulia.
“Sejak adanya kebijakan monetisasi emas nasional, kesadaran masyarakat untuk berinvestasi emas semakin meningkat. BSI berkomitmen menjadi bagian dari proses tersebut dengan menyediakan layanan investasi emas yang praktis dan terpercaya,” ungkap Jajang, Selasa (4/11/2025).
Dari sisi kinerja, Jajang mengungkapkan bahwa bisnis emas menjadi salah satu penggerak utama pertumbuhan BSI sepanjang 2025.
Permintaan terhadap produk BSI Emas meningkat signifikan, terutama di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.
Data mencatat, hingga September 2025, saldo Tabungan BSI Emas mencapai Rp337,95 miliar atau tumbuh 271,22 persen year to date.
Total emas yang dikelola mencapai 152,5 kilogram, menandakan lonjakan luar biasa dibandingkan tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan yang kami capai menjadi bukti nyata bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya investasi berbasis syariah yang aman dan bernilai jangka panjang,” jelas Jajang.
Untuk memperkuat layanan dan memperluas jangkauan di wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, BSI kini mengoperasikan lebih dari 170 kantor layanan di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Kehadiran jaringan tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi BSI sebagai lembaga keuangan syariah terbesar di Indonesia.
Dengan dukungan teknologi digital dan sistem yang terintegrasi, BSI optimis dapat terus memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi emas secara syariah, aman, dan efisien, sekaligus berkontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.***











