UMKMJATIM.COM – Budidaya ikan lele semakin mendapat perhatian sebagai salah satu solusi strategis untuk memperkuat ketahanan pangan di Kabupaten Sampang.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) Gunung Aji, Yusron, dalam dialog interaktif yang disiarkan RRI Sampang pada pertengahan Desember 2025.
Menurutnya, lele menjadi komoditas perikanan air tawar yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara berkelanjutan di wilayah setempat.
Yusron menjelaskan bahwa kelompoknya telah menggeluti usaha budidaya lele selama beberapa tahun terakhir.
Dari pengalaman tersebut, hasil yang diperoleh dinilai cukup menggembirakan, baik dari sisi produksi maupun manfaat ekonomi bagi anggota kelompok.
Ia menilai karakteristik lele yang adaptif terhadap lingkungan menjadikan ikan ini cocok dibudidayakan di Sampang yang memiliki kondisi alam beragam.
Lebih lanjut, Yusron memandang lele sebagai komoditas yang tidak hanya menjanjikan keuntungan finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat.
Kandungan protein yang tinggi pada ikan lele dinilai mampu menjadi sumber gizi terjangkau bagi keluarga, sekaligus membantu menjaga ketersediaan pangan lokal.
Dengan harga yang relatif stabil dan permintaan pasar yang konsisten, budidaya lele disebut dapat menjadi penopang ekonomi rumah tangga.
Dalam dialog tersebut, Yusron juga memaparkan sejumlah keunggulan budidaya lele dibandingkan komoditas lain.
Ia menilai siklus panen yang relatif cepat membuat perputaran modal menjadi lebih efisien.
Selain itu, perawatan yang tidak terlalu rumit memungkinkan masyarakat dengan modal terbatas untuk ikut terlibat dalam usaha ini.
Kondisi tersebut membuka peluang bagi warga desa untuk meningkatkan pendapatan tanpa harus meninggalkan aktivitas utama mereka.
Tidak hanya membahas manfaat, Yusron turut menguraikan faktor-faktor penting yang menentukan keberhasilan budidaya lele.
Pemilihan benih berkualitas disebut sebagai langkah awal yang krusial karena berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
Selain itu, kualitas air kolam harus dijaga secara rutin agar tetap sesuai dengan kebutuhan lele.
Pengelolaan pakan yang seimbang juga dinilai penting untuk memastikan pertumbuhan optimal sekaligus menekan biaya produksi.
Yusron menekankan bahwa budidaya lele sebaiknya dipandang secara menyeluruh, bukan semata-mata sebagai upaya mencari keuntungan.
Ia menilai kegiatan ini juga memiliki nilai sosial dan lingkungan karena mampu menciptakan lapangan kerja, memperkuat solidaritas kelompok, serta mendorong pemanfaatan sumber daya lokal secara bijak.
Dengan pengelolaan yang baik, budidaya lele dapat menjadi bagian dari pembangunan ekonomi berbasis masyarakat.
Melalui berbagai manfaat tersebut, masyarakat Sampang diharapkan dapat mempertimbangkan budidaya lele sebagai alternatif usaha produktif.
Selain membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga, kegiatan ini dinilai mampu berkontribusi nyata dalam menjaga ketahanan pangan daerah secara berkelanjutan.***











