UMKMJATIM.COM – Desa Bringin di Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri, terus berkembang menjadi pusat edukasi sekaligus kekuatan ekonomi lokal melalui program Kampung Madu.
Kawasan ini kini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata edukatif yang menggabungkan kearifan lokal, inovasi peternakan lebah, dan semangat ketahanan pangan berbasis masyarakat.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Madu, Zeni Irfan, menyampaikan bahwa pengembangan kampung wisata ini berangkat dari inisiatif masyarakat sendiri yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi.
Menurutnya, meskipun budidaya lebah madu di Desa Bringin telah berlangsung sejak tahun 1985,
baru pada tahun 2018 kawasan ini resmi diangkat sebagai destinasi wisata melalui penyelenggaraan perdana Festival Kampung Madu.
Festival tersebut menjadi momentum penting dalam pengenalan potensi lokal kepada publik.
Sebagai simbol komitmen dan promosi, lebih dari 2.000 botol madu dibagikan secara gratis kepada warga sekitar saat festival pertama digelar.
Aksi ini berhasil menarik perhatian masyarakat luas, menjadikan Kampung Madu sebagai pusat edukasi peternakan lebah dan wisata alternatif ramah lingkungan.
Saat ini, Kampung Madu menghasilkan beragam produk unggulan berbasis lebah, mulai dari madu murni, royal jelly, bee pollen, hingga propolis.
Produk-produk tersebut tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal, tetapi juga mulai menembus pasar nasional berkat kualitas dan proses alami yang dipertahankan sejak awal.
Tak hanya berorientasi pada produksi, Kampung Madu juga menghadirkan fasilitas edutrip yang menyasar pelajar, keluarga, hingga wisatawan umum.
Dalam paket wisata edukasi ini, pengunjung diajak memahami proses kehidupan lebah, pentingnya pelestarian lingkungan, dan bahkan mendapatkan pengalaman langsung membuat batik bertema lebah.
Zeni Irfan juga menuturkan bahwa pihaknya aktif menjalin kemitraan dengan beberapa desa wisata lain di sekitar wilayah Kecamatan Badas.
Kolaborasi ini bertujuan membangun sinergi dalam pengembangan potensi pariwisata desa, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan.
Dalam pengelolaannya, Kampung Madu menjunjung tinggi prinsip Sapta Pesona, yang mencakup unsur kebersihan, keamanan, ketertiban, kenyamanan, keindahan, keramahan, dan kenangan.
Penerapan prinsip ini telah memperkuat semangat warga dalam menjaga lingkungan yang sehat dan harmonis, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan rumah tangga.
Kampung Madu Desa Bringin kini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana desa dapat bertransformasi melalui pendekatan partisipatif dan juga berbasis potensi lokal.
Dengan terus mengembangkan produk olahan lebah dan edukasi lingkungan, kampung ini diyakini mampu memberikan kontribusi berkelanjutan terhadap pembangunan ekonomi dan ketahanan pangan di tingkat desa.***