UMKMJATIM.COM – Upaya pengembangan Geopark Bojonegoro terus bergerak maju menuju status UNESCO Global Geopark (UGGp).
Dalam proses perencanaannya, berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah daerah, akademisi,
hingga komunitas masyarakat seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) aktif terlibat dalam merumuskan strategi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam diskusi yang digelar baru-baru ini, perhatian besar diarahkan pada bagaimana geopark tidak hanya menjadi destinasi wisata alam,
tetapi juga pusat riset ilmiah yang mampu menarik kalangan perguruan tinggi, baik dari dalam Bojonegoro maupun dari luar daerah.
Kusnandaka Tjatur, salah satu tokoh yang aktif terlibat dalam pengembangan geopark, menjelaskan bahwa saat ini penguatan geopark telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bojonegoro 2024–2029.
Hal ini menunjukkan bahwa komitmen Pemerintah Kabupaten untuk mendorong geopark sebagai program strategis jangka menengah bukan sekadar wacana.
Ia mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyusun berbagai regulasi penting yang dirancang untuk mendukung perlindungan serta pengembangan geosite-geosite unggulan di Bojonegoro.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, serta desa-desa di sekitar kawasan geowisata menjadi faktor kunci agar pengelolaan geopark dapat berkelanjutan dan benar-benar memberi manfaat ekonomi serta edukasi bagi masyarakat setempat.
Kusnandaka juga menyoroti pentingnya partisipasi Pokdarwis yang selama ini berada di garda terdepan pengembangan wisata berbasis masyarakat.
Melalui peran mereka, edukasi mengenai konservasi alam, pelestarian budaya lokal, dan promosi wisata dilakukan secara langsung kepada pengunjung dan warga sekitar.
Salah satu strategi yang tengah dikembangkan adalah menjadikan Geopark Bojonegoro sebagai laboratorium alam terbuka bagi mahasiswa dan peneliti.
Ini akan mendorong munculnya riset-riset yang tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga aplikatif dalam menjawab tantangan lingkungan, sosial, dan ekonomi di kawasan geopark.
Dengan potensi kekayaan alam dan geologi seperti karst, sumur tua, hingga fosil laut, Bojonegoro dinilai memiliki modal besar untuk diakui dunia sebagai bagian dari jaringan geopark global UNESCO.
Pemerintah daerah pun tengah menjalin kemitraan dengan sejumlah universitas dan lembaga penelitian untuk mendukung percepatan pengajuan status UGGp.
Selain aspek ilmiah, nilai-nilai budaya lokal yang tumbuh di sekitar geosite juga terus digali dan diberdayakan.
Pelibatan masyarakat lokal diharapkan mampu menciptakan ekosistem wisata yang mandiri, inklusif, dan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Upaya ini mencerminkan komitmen Bojonegoro untuk menjadikan geopark bukan sekadar kawasan wisata,
tetapi ruang hidup produktif yang menggabungkan pelestarian, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat secara simultan.***