UMKMJATIM.COM – Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, kembali mencatat kenaikan harga komoditas cabai pada Sabtu (20/9/2025).
Berdasarkan laporan resmi dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kediri, dua jenis cabai utama yaitu Cabai Merah Keriting (CMK) dan Cabai Merah Besar (CMB) mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan.
Menurut laporan tersebut, kenaikan ini terjadi akibat berkurangnya pasokan cabai di pasaran serta kembali terhentinya pengiriman ke wilayah Kalimantan dan luar Jawa.
Kondisi tersebut berdampak langsung pada harga jual di tingkat pedagang maupun konsumen.
Detail Harga Cabai Merah Keriting
Cabai Merah Keriting menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi. Varietas Boos Tavi yang sebelumnya dijual Rp37.000 per kilogram kini naik Rp10.000 sehingga mencapai Rp47.000 per kilogram.
Varietas lain yaitu Sibad juga mengalami lonjakan serupa, dari Rp35.000 menjadi Rp45.000 per kilogram.
Lonjakan harga ini membuat pedagang dan konsumen semakin waspada, karena cabai keriting merupakan salah satu bahan utama untuk kebutuhan dapur sehari-hari maupun industri kuliner.
Harga Cabai Merah Besar Juga Ikut Naik
Selain cabai keriting, harga Cabai Merah Besar (CMB) juga meningkat. Varietas Gada MK naik Rp6.000 dari Rp32.000 menjadi Rp38.000 per kilogram.
Varietas Imola juga ikut terkerek, dari Rp30.000 menjadi Rp36.000 per kilogram. Sedangkan varietas Sandi 08 yang sebelumnya Rp29.000 kini naik menjadi Rp35.000 per kilogram.
Kenaikan harga CMB ini turut menambah beban industri makanan dan rumah tangga, karena cabai besar sering digunakan sebagai bahan baku utama dalam berbagai masakan tradisional maupun modern.
Harga Cabai Rawit Merah Masih Stabil
Berbeda dengan cabai keriting dan cabai besar, harga Cabai Rawit Merah (CRM) cenderung stabil. Varietas Brengos 99 tetap di harga Rp27.000 per kilogram, Asmoro 043 Rp25.000 per kilogram, dan Prentol/Tumi 99 di Rp20.000 per kilogram.
Stabilnya harga cabai rawit merah sedikit memberikan keseimbangan di tengah lonjakan harga jenis cabai lainnya, meskipun kebutuhan konsumen tetap menuntut pasokan yang lebih besar.
Pasokan dan Pengiriman Cabai
Data dari APCI menunjukkan bahwa pasokan cabai dari berbagai daerah masih berjalan, meski tidak sebanyak biasanya.
Untuk cabai merah besar, suplai datang dari Kediri, Malang, Blitar, dan Jember dengan total 5 ton. Sementara itu, cabai merah keriting dari wilayah Kediri hanya mencapai 0,5 ton.
Adapun cabai rawit merah masih menjadi komoditas dengan pasokan terbesar, yaitu 12 ton yang berasal dari Kediri, Malang, dan Jombang.
Dari sisi distribusi, Pasar Induk Pare tetap mengirimkan cabai ke wilayah Jabodetabek, termasuk 1,5 ton cabai rawit merah.
Namun, pengiriman ke Kalimantan masih libur, sehingga menekan jumlah pasokan ke luar Jawa.
Penyebab Kenaikan Harga
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa kenaikan harga terjadi karena berkurangnya pasokan di pasar ditambah dengan penghentian sementara pengiriman cabai ke luar Jawa.
Menurutnya, kondisi ini memicu ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan stok, sehingga harga otomatis melonjak.
Kenaikan harga cabai keriting dan cabai merah besar di Kediri menjadi perhatian utama masyarakat dan pelaku industri.
Dengan lonjakan Rp10 ribu hingga Rp6 ribu per kilogram, beban ekonomi rumah tangga semakin berat, terutama bagi mereka yang sangat bergantung pada bahan pokok ini.
Sementara cabai rawit merah masih stabil, keberlanjutan pasokan tetap harus dijaga. Harapan ke depan, distribusi cabai ke luar Jawa segera normal kembali agar harga bisa terkendali dan tidak membebani konsumen.***