UMKMJATIM.COM – Harga cabai keriting di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, tercatat mengalami penurunan signifikan pada Sabtu (11/10/2025).
Berdasarkan laporan Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, penurunan harga ini dipicu oleh meningkatnya pasokan dari sejumlah daerah penghasil utama.
Menurut data APCI, harga cabai merah keriting (CMK) varietas Boos Tavi turun dari Rp47.000 menjadi Rp39.000 per kilogram, atau mengalami penurunan sebesar Rp8.000.
Sementara varietas Sibad juga mengalami penurunan harga dari Rp45.000 menjadi Rp37.000 per kilogram.
Kondisi ini berbeda dengan cabai merah besar (CMB) yang justru menunjukkan tren kenaikan harga.
Varietas Gada MK naik dari Rp42.000 menjadi Rp44.000 per kilogram, Imola naik dari Rp40.000 menjadi Rp42.000 per kilogram, dan Sandi 08 meningkat dari Rp38.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.
Pasokan Meningkat, Harga Cabai Keriting Turun
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menyampaikan bahwa penurunan harga cabai merah keriting terjadi karena pasokan meningkat cukup signifikan.
Dari yang sebelumnya hanya 1,2 ton per hari, kini meningkat menjadi 2,2 ton. Kondisi ini membuat harga di tingkat pasar induk mengalami koreksi.
Sebaliknya, kenaikan harga cabai merah besar disebabkan oleh berkurangnya pasokan harian.
Jumlah stok CMB yang sebelumnya mencapai 7 ton, kini menurun menjadi hanya 5,5 ton.
Sedangkan harga cabai rawit merah (CRM) cenderung stabil karena pasokan dan permintaan relatif seimbang.
Harga Cabai Rawit Merah Masih Stabil
Untuk jenis cabai rawit merah, harga di Pasar Induk Pare masih bertahan di level stabil. Varietas Brengos 99 dijual seharga Rp26.000 per kilogram,
varietas Asmoro 043 berada di Rp24.000 per kilogram, dan varietas Prentol atau Tumi 99 dijual dengan harga Rp21.000 per kilogram.
Harga yang relatif stabil ini menunjukkan bahwa distribusi dan serapan pasar untuk komoditas cabai rawit berjalan lancar.
Selain itu, cuaca yang cenderung baik dalam beberapa minggu terakhir turut membantu kestabilan produksi di tingkat petani.
Serapan Industri dan Pengiriman Pasar Mulai Normal
Sementara itu, pengiriman komoditas cabai dari Pasar Induk Pare ke sejumlah wilayah utama, seperti Jabodetabek, juga mulai kembali normal.
Tercatat pengiriman cabai keriting mencapai 1 ton, sedangkan cabai rawit merah mencapai 3 ton per hari.
Untuk kebutuhan industri, serapan cabai keriting mencapai 0,6 ton, dan cabai rawit merah 4 ton.
Namun, pengiriman ke wilayah Kalimantan untuk sementara masih dihentikan.
Pasokan cabai merah besar berasal dari beberapa daerah seperti Kediri, Jember, Blitar, Probolinggo, dan Mataram, dengan total sekitar 5,5 ton.
Sementara cabai merah keriting dipasok dari Kediri dan Nganjuk sebanyak 2,2 ton, dan cabai rawit merah berasal dari Kediri, Jawa Tengah, dan Jombang, mencapai 15 ton.
Pasar Cabai Mulai Seimbang
Dengan meningkatnya pasokan dan mulai normalnya serapan industri, pasar cabai di wilayah Kediri diperkirakan akan kembali stabil dalam waktu dekat.
Pemerintah daerah bersama APCI terus memantau fluktuasi harga guna memastikan keseimbangan antara produksi petani dan kebutuhan pasar tetap terjaga.
Turunnya harga cabai keriting menjadi sinyal positif bagi konsumen, namun bagi petani, hal ini tetap menjadi tantangan agar tetap dapat menjaga kualitas panen dan keberlanjutan produksi di tengah dinamika pasar.***