UMKMJATIM.COM – Waktu pagi sering kali menjadi momen paling sibuk bagi banyak orang.
Aktivitas yang padat membuat sebagian masyarakat tidak sempat menyiapkan sarapan di rumah.
Namun, bagi warga Kabupaten Sampang dan sekitarnya, hal tersebut bukan masalah besar.
Di sepanjang Jalan Wahid Hasyim, suasana pagi selalu ramai dengan aktivitas para penjual dan pembeli yang mencari sarapan lezat untuk memulai hari.
Setiap pagi, jalan yang terletak di pusat kota Sampang ini berubah menjadi sentra kuliner khas yang menawarkan berbagai pilihan menu.
Aroma masakan yang menggoda dan suara riuh pembeli menciptakan suasana yang khas.
Tak heran jika kawasan ini dikenal sebagai salah satu lokasi favorit warga untuk menikmati sarapan praktis sebelum berangkat bekerja atau bersekolah.
Beragam makanan tradisional hingga menu kekinian bisa ditemukan di kawasan ini. Mulai dari nasi jagung, nasi bebek, pecel, lontong sayur, hingga aneka jajanan pasar seperti kue lapis, klepon, dan serabi.
Para pedagang biasanya mulai berjualan sejak pukul lima pagi hingga menjelang siang hari.
Aktivitas jual beli ini menjadi rutinitas yang tidak hanya menghidupkan ekonomi lokal, tetapi juga mempererat hubungan sosial antarwarga.
Salah satu pedagang, Soliha, menceritakan bahwa ia telah berjualan sarapan di lokasi tersebut selama beberapa tahun terakhir.
Ia menjelaskan bahwa setiap pagi dirinya menyiapkan berbagai menu, seperti nasi jagung, nasi bebek, pecel, serta aneka kue basah yang digemari pembeli.
Ia mengaku senang karena dagangannya selalu habis setiap hari.
Menurutnya, pelanggan datang dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pegawai kantor, hingga masyarakat umum yang tidak sempat memasak di rumah.
Selain itu, keberadaan deretan penjual makanan ini juga mendapat respons positif dari masyarakat sekitar.
Salah satu pembeli, Syafira, menyampaikan bahwa dirinya merasa terbantu dengan adanya banyak pedagang sarapan di kawasan tersebut.
Ia menilai, keberadaan mereka memudahkan masyarakat yang memiliki waktu terbatas di pagi hari.
Dengan banyaknya pilihan makanan, masyarakat dapat menyesuaikan selera dan kebutuhan tanpa harus repot memasak.
Bagi warga Sampang, Jalan Wahid Hasyim bukan sekadar tempat membeli sarapan, tetapi juga menjadi simbol kehidupan pagi yang dinamis.
Aktivitas di jalan ini memperlihatkan bagaimana semangat masyarakat untuk tetap produktif tanpa meninggalkan tradisi kuliner lokal.
Makanan yang dijual sebagian besar masih menggunakan resep turun-temurun, sehingga cita rasa tradisional tetap terjaga.
Selain menjadi pusat kuliner pagi, kawasan ini juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi mikro di Kabupaten Sampang.
Banyak pedagang kecil menggantungkan penghasilan harian dari penjualan sarapan ini.
Pemerintah daerah pun diharapkan dapat memberikan dukungan berupa penataan area kuliner agar kegiatan ekonomi masyarakat semakin berkembang tanpa mengganggu arus lalu lintas.
Jalan Wahid Hasyim kini tidak hanya dikenal sebagai ruas utama kota, tetapi juga sebagai ikon kuliner pagi Kabupaten Sampang.
Dari suasana sederhana dan hangatnya interaksi antara penjual dan pembeli, kawasan ini menghadirkan harmoni antara tradisi, ekonomi, dan gaya hidup modern masyarakat Madura.***











