UMKMJATIM.COM – Kreativitas dan ketekunan menjadi kunci kesuksesan bagi Fajrina, atau yang akrab disapa Nana, seorang perempuan muda asal Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.
Awalnya, ia hanya menyalurkan hobi membuat kerajinan tangan di waktu luang. Namun kini, hobi tersebut berhasil ia ubah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan dan terus berkembang.
Nana merupakan salah satu anggota aktif Young Entrepreneur Bojonegoro (YEB), komunitas binaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dinpora) Bojonegoro yang berfokus membina wirausahawan muda.
Melalui wadah ini, Nana mendapatkan banyak ilmu, pengalaman, dan kesempatan untuk memasarkan produknya ke khalayak yang lebih luas.
Perjalanan usahanya berawal secara sederhana.
Nana pernah membeli tas polos hanya untuk sekadar menghiasnya dengan aksesori buatan tangan.
Dari hasil iseng itu, muncul ide untuk menjual tas dengan ornamen unik dan personal.
Ternyata, hasil kreasinya menarik perhatian banyak orang, terutama kalangan muda yang menyukai produk dengan sentuhan khas dan tidak pasaran.
Sejak April 2025, bisnis kecil tersebut berkembang pesat. Dengan dukungan media sosial, Nana mulai rutin mengunggah hasil karyanya di berbagai platform digital.
Respon positif berdatangan, bahkan ia mulai menerima banyak pesanan custom dari pelanggan yang menginginkan desain khusus sesuai selera.
Menurut Nana, keikutsertaannya dalam komunitas YEB menjadi titik penting dalam perjalanan wirausahanya.
Melalui komunitas itu, ia mendapat berbagai pelatihan, bimbingan, dan kesempatan mengikuti pameran produk lokal.
“Bergabung di YEB membuat saya semakin percaya diri dan bisa belajar dari pengalaman teman-teman lain,” ujarnya dalam wawancara, Rabu (5/11/2025).
Produk yang dihasilkan Nana dibuat dari bahan sederhana seperti tali makrame, pita, serta manik-manik warna-warni.
Semua dirangkai dengan detail dan ketelitian tinggi. Harga produknya juga sangat terjangkau, mulai dari Rp3.000 hingga Rp30.000 per item.
Dalam sepekan, ia mampu menjual puluhan produk dengan permintaan yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Selain berjualan, Nana juga aktif mempromosikan hasil kreasinya melalui pameran yang difasilitasi oleh pemerintah daerah.
Ia menilai bahwa dukungan Pemkab Bojonegoro, khususnya melalui Dinpora, sangat membantu pengembangan usaha kecil yang digerakkan anak muda.
“Kami sering mendapat pelatihan dan kesempatan ikut pameran. Itu sangat membantu kami dalam praktik dan memperluas jejaring bisnis,” tuturnya dengan semangat.
Lebih dari sekadar mencari keuntungan, Nana memiliki misi sosial untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan muda Bojonegoro.
Ia berharap semakin banyak generasi muda yang berani memulai usaha dan tidak takut gagal.
“Saya ingin anak muda di Bojonegoro punya semangat untuk berkreasi, karena peluang bisa datang dari hal yang kita sukai,” ungkapnya.
Melalui ketekunan, kreativitas, dan dukungan lingkungan positif, Nana kini menjadi contoh nyata bahwa hobi jika digarap dengan serius bisa menjadi peluang ekonomi yang menginspirasi.
Dari tangan kreatifnya, ia bukan hanya menciptakan produk bernilai, tetapi juga membuka jalan bagi semangat wirausaha lokal yang terus tumbuh di Bojonegoro.***











