UMKMJATIM.COM – Dunia hobi di Indonesia kembali hidup dengan munculnya gelombang baru antusiasme terhadap batu akik.
Setelah sempat meredup selama beberapa tahun, minat terhadap batu alam tersebut kini tampak kembali menguat.
Para penggemar lama maupun pendatang baru mulai aktif berburu berbagai jenis batu untuk menambah koleksi mereka.
Kebangkitan ini memunculkan suasana yang mengingatkan pada masa kejayaan batu akik, namun dengan tren yang lebih sehat dan stabil.
Komunitas pecinta batu akik juga kembali memperlihatkan aktivitas yang dinamis.
Mereka mengadakan berbagai kegiatan seperti lelang daring, pameran mini, hingga pertemuan rutin untuk saling memamerkan koleksi terbaru.
Beberapa jenis batu yang menjadi favorit saat ini antara lain Bacan Doko yang terkenal dengan warna hijaunya yang mendalam, Red Baron dengan rona merah menyala, Lavender yang bergradasi lembut, serta Solar Aceh dengan ciri khas kilau cahaya dalam batunya.
Setiap jenis batu kini kembali diburu karena masing-masing dianggap memiliki daya tarik alami yang unik.
Para kolektor menyebut bahwa yang membuat hobi ini begitu mengasyikkan bukan hanya nilai estetika batunya, tetapi juga pengalaman saat mencarinya.
Salah satu kolektor muda, Rahmadi, menjelaskan bahwa proses berburu batu memberikan sensasi tersendiri.
Ia mengatakan bahwa setiap batu memiliki karakter yang berbeda sehingga tidak ada satu pun batu yang benar-benar identik.
Keunikan inilah yang membuat batu akik memiliki daya tarik mendalam dan menjadi benda seni yang istimewa bagi para pecintanya.
Tidak hanya komunitas yang merasakan dampak kebangkitan tren ini, tetapi para pedagang batu akik juga melihat perubahan positif.
Penjualan cincin, liontin, serta batu mentah mengalami peningkatan, terutama pada akhir pekan ketika banyak hobiis meluangkan waktu untuk datang ke pasar batu.
Mereka tidak hanya datang untuk bertransaksi, tetapi juga untuk berdiskusi, bertukar pengalaman, hingga menggosok batu bersama-sama.
Suasana kebersamaan ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang merasa nyaman berada dalam komunitas batu akik.
Fenomena ini juga memberikan dampak positif bagi usaha kecil yang bergerak di bidang pendukung hobi tersebut.
Layanan seperti jasa finishing batu, pengrajin ring perak, hingga pembuat kotak display untuk kolektor mengalami peningkatan permintaan.
Meskipun tidak sebooming masa kejayaan batu akik beberapa tahun lalu, tren saat ini dianggap lebih sehat karena kebanyakan pembeli adalah penggemar sejati, bukan sekadar mengikuti tren sesaat.
Hal ini membuat perputaran ekonomi kecil di sektor ini menjadi lebih stabil dan berkelanjutan.
Sejumlah pengamat hobi menilai bahwa bangkitnya kembali batu akik bukan sekadar tren musiman.
Mereka memprediksi bahwa hobi ini akan bertahan lebih lama karena telah berkembang menjadi bagian dari budaya dan seni masyarakat.
Dengan semakin aktifnya komunitas, ditambah dengan munculnya generasi baru kolektor, batu akik tidak lagi dipandang sebagai barang tren semata, melainkan sebagai ekspresi seni dan kecintaan terhadap keindahan alam.
Kebangkitan ini juga dianggap sebagai momentum penting bagi pelestarian kerajinan tradisional yang terkait dengan batu akik, mulai dari teknik penggosokan hingga seni merangkai perhiasan.
Jika tren ini terus berkembang dengan pola yang stabil, batu akik bukan hanya menjadi hobi yang mendatangkan kesenangan, tetapi juga menjadi kekuatan ekonomi kreatif bagi masyarakat.
Dengan sinergi antara kolektor, pedagang, pengrajin, dan komunitas yang terus aktif, tren batu akik diperkirakan akan terus bertahan dalam jangka panjang.
Hobi ini kini kembali menemukan tempatnya sebagai bagian dari budaya, seni, dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang mencintai keindahan.***











