UMKMJATIM.COM – Harga berbagai jenis cabai di Kabupaten Kediri kembali mengalami peningkatan cukup signifikan pada Jumat, 5 Desember 2025.
Data tersebut dirilis oleh Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri melalui pemantauan di Pasar Induk Pare.
Kenaikan paling terasa terjadi pada komoditas cabai rawit merah, yang selama ini memang dikenal paling sensitif terhadap perubahan pasokan.
Menurut laporan APCI, Cabai Rawit Merah (CRM) varietas Brengos 99 melonjak dari Rp72.000 menjadi Rp82.000 per kilogram atau naik Rp10.000.
Varietas Asmoro 043 yang sebelumnya dipatok Rp70.000 per kilogram turut mengalami kenaikan sebesar Rp12.000 hingga mencapai Rp82.000.
Sementara itu, CRM varietas lokal Kediri meningkat dari Rp58.000 menjadi Rp70.000 per kilogram.
Kenaikan juga dirasakan pada CRM Prentol/Tumi 99, yang kini dibanderol Rp68.000 per kilogram, meskipun sebelumnya berada di angka Rp50.000.
Meski tercatat turun dari harga awal, posisi akhirnya tetap berada di kisaran kenaikan harga harian di pasaran.
Tidak hanya cabai rawit, Cabai Merah Besar (CMB) juga mengalami kenaikan harga. Varietas Gada EVO naik Rp5.000, dari Rp30.000 menjadi Rp35.000 per kilogram.
Jenis Imola yang sebelumnya dihargai Rp28.000 kini mencapai Rp33.000 per kilogram. Adapun CMB varietas Sandi 08 meningkat dari Rp27.000 menjadi Rp31.000 per kilogram, naik Rp4.000 dari harga awal.
Kenaikan ini memperlihatkan bahwa seluruh segmen cabai besar turut terdampak oleh berkurangnya suplai.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa kenaikan harga pada semua jenis cabai dipicu oleh dua faktor utama, yakni berkurangnya pasokan harian serta curah hujan yang cukup tinggi.
Kondisi cuaca membuat proses petikan pada hari Jumat jauh lebih sedikit dibanding hari-hari sebelumnya.
“Hari ini pasokan berkurang karena petikan menurun dan ada pengaruh hujan,” ujarnya.
Kondisi yang sama juga melanda komoditas Cabai Merah Keriting (CMK). Varietas Boos Tavi mengalami peningkatan harga dari Rp35.000 menjadi Rp40.000 per kilogram.
Sementara varietas Sibad naik menjadi Rp38.000 per kilogram dari sebelumnya Rp33.000.
Peningkatan ini memperlihatkan bahwa cabai keriting pun tidak luput dari gejolak harga yang melanda komoditas cabai hari itu.
Meski harga naik, distribusi cabai dari Pasar Induk Pare ke sejumlah wilayah tetap berjalan.
Pengiriman komoditas menuju Jabodetabek tercatat meliputi cabai keriting sebanyak 0,7 ton dan cabai rawit mencapai 1 ton.
Namun, penyerapan industri saat itu dilaporkan libur, sehingga tidak ada pengiriman khusus untuk kebutuhan industri pengolahan.
Suyono juga memaparkan data pasokan cabai yang masuk ke Pasar Induk Pare pada hari tersebut.
Untuk kategori Cabai Merah Besar, pasokan berasal dari Kediri, Blitar, dan Banyuwangi dengan total mencapai 8 ton.
Cabai Merah Keriting berasal dari Kediri dan Nganjuk sebanyak 2 ton, sedangkan Cabai Rawit Merah dipasok dari daerah Kediri, Banyuwangi, dan Muntilan dengan total 9 ton.
Kenaikan harga ini menjadi peringatan bahwa kondisi pasokan dan cuaca masih memegang peran besar terhadap stabilitas harga komoditas pangan,
terutama cabai. Jika curah hujan tinggi terus terjadi, potensi fluktuasi harga diperkirakan masih berlanjut dalam beberapa hari ke depan.***











