UMKMJATIM.COM – Proses penyerapan gabah (Sergab) di Kabupaten Ponorogo hingga awal Maret 2025 masih belum mencapai target yang telah ditetapkan.
Dandim 0802/Ponorogo, Letkol Inf Dwi Soerjono, mengungkapkan bahwa hingga 7 Maret 2025, total gabah yang berhasil diserap baru mencapai 235,9 ton.
Jumlah tersebut baru sekitar 2 persen dari target yang ditetapkan oleh Bulog, yaitu 12.400 ton hingga akhir April mendatang.
Menurutnya, rendahnya angka serapan ini disebabkan oleh belum dimulainya masa panen raya di wilayah Ponorogo.
Ia memperkirakan bahwa puncak panen raya di daerah tersebut akan terjadi pada minggu ketiga dan keempat bulan Maret hingga akhir April.
Dengan kondisi tersebut, ia berharap bahwa target yang telah ditentukan masih bisa dikejar dan direalisasikan sesuai dengan rencana.
Dandim juga menegaskan pentingnya koordinasi antara berbagai pihak, termasuk Bulog dan pemegang anggaran, guna memastikan pencapaian target serapan gabah.
Ia optimistis bahwa kerja sama yang erat di lapangan akan membantu dalam mencapai angka yang telah ditetapkan.
Selain target gabah, Ponorogo juga memiliki target penyerapan beras hingga April 2025 yang ditetapkan sebesar 43.446 ton.
Namun, hingga saat ini, baru sekitar 5.876 ton atau sekitar 13,5 persen dari target tersebut yang berhasil diserap.
Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cadangan beras nasional.
Salah satu kendala utama dalam proses penyerapan gabah dan beras ini adalah keterbatasan kapasitas tempat penggilingan Bulog yang berlokasi di Magetan.
Daya tampung fasilitas tersebut hanya mencapai 120 ton per hari, dan kapasitas tersebut harus dibagi untuk tiga wilayah, yaitu Pacitan, Ponorogo, dan Magetan.
Bahkan, beberapa daerah lain seperti Ngawi dan Madiun juga mengandalkan fasilitas yang sama, sehingga antrean untuk proses pengeringan dan penggilingan sering kali menjadi kendala dalam distribusi hasil panen.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Bulog Cabang Ponorogo telah mengambil langkah strategis dengan berkoordinasi dengan para pengusaha penggilingan gabah di daerah tersebut.
Upaya ini bertujuan agar penggilingan lokal dapat menerima gabah dari Bulog untuk kemudian dikeringkan dan digiling, sehingga dapat meningkatkan kapasitas pengolahan sebesar 100 hingga 120 ton per hari.
Dengan adanya solusi ini, diharapkan penyerapan gabah di Ponorogo bisa meningkat secara signifikan, terutama setelah memasuki masa panen raya.
Pemerintah daerah dan pihak terkait terus berupaya agar hasil panen petani dapat terserap dengan baik, sehingga stok beras nasional tetap terjaga dan stabilitas harga dapat dipertahankan.
Selain memastikan ketersediaan stok, langkah-langkah ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi petani, terutama dalam hal harga jual gabah.
Jika serapan meningkat dan proses distribusi berjalan lancar, maka petani tidak perlu khawatir dengan penurunan harga akibat lambatnya proses penggilingan dan penyerapan oleh Bulog.
Dengan adanya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah, Bulog, serta pengusaha penggilingan, diharapkan target yang telah ditetapkan dapat tercapai dalam waktu yang telah direncanakan.
Ke depan, diperlukan strategi yang lebih efektif agar proses serapan gabah dan beras dapat berjalan lebih optimal tanpa terkendala oleh keterbatasan fasilitas penggilingan.***