UMKMJATIM.COM – Diinformasikan, Radio Republik Indonesia atau RRI Surabaya menyambut baik rencana kerja sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Jawa Timur dalam upaya mengembangkan program One Pesantren One Produk (OPOP).
Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat sosialisasi dan memperluas jangkauan program guna mendukung kemandirian ekonomi pondok pesantren di Jawa Timur.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, Endy Alim Abdi Nusa, mengungkapkan bahwa OPOP telah berjalan sejak tahun 2020, meskipun pada awalnya kurang mendapat minat dari pesantren.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jumlah peserta mengalami peningkatan yang signifikan.
Menurutnya, salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ini adalah peran media dalam menyebarluaskan informasi terkait program tersebut.
Ia menuturkan bahwa saat ini jumlah pendaftar melebihi kuota yang tersedia setiap kali pendaftaran dibuka.
Hal ini menunjukkan bahwa pesantren semakin antusias dalam berpartisipasi dan melihat manfaat nyata dari program ini.
Endy berharap melalui kerja sama antara Tim OPOP dan RRI Surabaya, program ini dapat semakin dikenal luas dan memberikan dampak yang lebih besar terhadap ekonomi pesantren.
Ia juga menekankan bahwa dengan jumlah pesantren yang cukup besar di Jawa Timur, peningkatan kesejahteraan pesantren akan berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi daerah secara keseluruhan.
Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah dan media menjadi langkah strategis dalam mempercepat pencapaian tujuan program OPOP.
Sementara itu, Kepala Stasiun RRI Surabaya, Yanto Prawironegoro, menyatakan dukungannya terhadap rencana kerja sama tersebut.
Sebagai lembaga penyiaran publik, RRI memiliki tugas untuk menyukseskan program pemerintah, salah satunya adalah peningkatan ekonomi masyarakat yang termasuk dalam Asta Cita Presiden Prabowo.
Menurut Yanto, program One Pesantren One Produk sangat relevan dengan visi RRI dalam membantu pemberdayaan ekonomi rakyat.
Ia optimistis bahwa dengan dukungan penyebaran informasi yang luas dari RRI, program ini dapat menjangkau lebih banyak pesantren dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam pengembangan produk unggulan mereka.
Sekretaris OPOP Jawa Timur, Mohammad Ghofirin, menjelaskan bahwa saat program ini pertama kali diperkenalkan, jumlah peserta yang mendaftar tidak mencapai 100 orang.
Namun, kini minat pesantren terhadap OPOP semakin meningkat.
Pada tahun 2025, dari target 200 peserta, jumlah pendaftar telah mencapai 350 pesantren, menunjukkan adanya antusiasme yang tinggi terhadap program ini.
Ia menyebutkan bahwa program OPOP telah terbukti mampu meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren, sehingga semakin diminati oleh berbagai kalangan.
Menurutnya, keberhasilan program ini terlihat dari jumlah pesantren yang masih aktif berpartisipasi.
Pada periode pertama kepemimpinan Khofifah-Emil, sebanyak 1.210 pesantren telah bergabung dalam program ini.
Hingga kini, tidak ada peserta yang dianggap sebagai alumni, karena semua pesantren yang tergabung tetap mendapatkan pendampingan serta fasilitas dari tim OPOP.
Pemerintah Jawa Timur berharap bahwa melalui dukungan berbagai pihak, termasuk RRI Surabaya,
OPOP dapat terus berkembang dan membawa manfaat yang lebih besar bagi pesantren serta masyarakat sekitar.
Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, pesantren, dan media akan menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan kemandirian ekonomi bagi pesantren di Jawa Timur.***