UMKMJATIM.COM – Pergerakan harga komoditas cabai di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, mulai menunjukkan kenaikan meskipun pasokan masih terpantau stabil.
Informasi ini dirilis oleh Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri pada Kamis, 29 Mei 2025.
Harga cabai yang naik terjadi pada beberapa jenis cabai rawit merah (CRM).
Varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya dijual dengan harga Rp19.000 per kilogram kini naik menjadi Rp20.000 per kilogram.
Varietas Asmoro 043 mengalami perubahan dari Rp17.000 menjadi Rp18.000 per kilogram, sedangkan varietas Kamelia naik dari Rp16.000 ke Rp17.000 per kilogram.
Cabai Lokal Kediri juga mencatat kenaikan serupa, dari harga awal Rp15.000 menjadi Rp16.000 per kilogram.
Sementara itu, cabai Prentol atau Tumi 99 masih mempertahankan harga sebelumnya di angka Rp15.000 per kilogram.
Suyono, Ketua APCI Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa meskipun jumlah pasokan cabai masih stabil,
faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga adalah penurunan kualitas cabai akibat serangan penyakit jamur Colletotrichum capsici, atau yang dikenal sebagai antraknosa.
Serangan jamur ini berdampak pada tampilan dan daya tahan cabai, sehingga memengaruhi harga jual di pasaran.
Untuk jenis Cabai Merah Besar (CMB), harga juga cukup bervariasi. Varietas Gada MK dijual dengan harga Rp22.000 per kilogram, sedangkan varietas Imola berada sedikit lebih rendah di angka Rp21.000 per kilogram.
Untuk Cabai Merah Keriting (CMK) varietas Boos Tavi dibanderol dengan harga Rp20.000 per kilogram sementara varietas Sibad berada di harga Rp19.000 per kilogram.
Dalam hal distribusi, cabai dari wilayah Kabupaten Kediri dikirim ke berbagai daerah, termasuk Jabodetabek dan Kalimantan.
Pengiriman ke wilayah Jabodetabek tercatat sebanyak 3 ton untuk cabai besar, 1 ton untuk cabai keriting, dan 5 ton untuk cabai rawit.
Selain itu, industri juga menyerap cabai dalam jumlah besar, yaitu 7 ton cabai rawit dan 5 ton cabai besar. Untuk Kalimantan, pengiriman cabai rawit tercatat sebanyak 4 ton.
Berdasarkan pasokan, Cabai Rawit Merah sebagian besar berasal dari daerah Kediri dan juga Malang dengan total pasokan mencapai angka 34 ton.
Cabai Merah Besar juga didatangkan dari Kediri dan Malang dengan volume 10 ton, sedangkan pasokan Cabai Merah Keriting dari Kediri mencapai 2 ton.
Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun stok cabai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar, gangguan kualitas akibat penyakit tanaman tetap memengaruhi harga dan daya saing produk.
Pemerintah daerah serta petani diharapkan dapat bekerja sama dalam menangani serangan jamur agar kualitas hasil pertanian tetap terjaga dan harga tetap stabil menjelang momen-momen penting seperti Idul Adha.***