UMKMJATIM.COM – Dalam dunia bisnis, arus kas atau cashflow memegang peranan yang sangat krusial.
Banyak usaha yang sebenarnya memiliki produk bagus dan pasar potensial, namun gagal bertahan karena pengelolaan cashflow yang buruk.
Arus kas yang sehat memastikan bahwa setiap kebutuhan operasional dapat terpenuhi tanpa hambatan, mulai dari pembayaran gaji karyawan hingga pembelian bahan baku.
Jika cashflow dikelola dengan baik, pengusaha akan lebih mudah membuat keputusan strategis, mengembangkan usaha, serta menghadapi risiko yang mungkin terjadi di masa depan.
Sebaliknya, arus kas yang tidak terkontrol bisa menyebabkan usaha mengalami kerugian bahkan kebangkrutan.
Salah satu cara paling sederhana namun sering diabaikan adalah mencatat semua transaksi keuangan.
Baik pemasukan maupun pengeluaran, sekecil apa pun nilainya, harus tercatat dengan rapi.
Melalui pencatatan ini, pemilik usaha bisa mengetahui posisi keuangan secara real time.
Dengan data yang lengkap, akan lebih mudah melakukan analisis dan menentukan langkah efisien dalam penggunaan modal.
Selain itu, pencatatan yang baik juga membantu ketika pemilik usaha ingin mengajukan pinjaman atau mencari investor.
Kesalahan yang sering terjadi pada pengusaha kecil dan menengah adalah mencampuradukkan uang pribadi dengan uang usaha.
Hal ini dapat membuat perhitungan keuangan menjadi tidak jelas.
Memisahkan keduanya membantu menjaga keuangan usaha tetap transparan dan memudahkan perhitungan keuntungan bersih.
Membuka rekening bank khusus usaha bisa menjadi langkah awal yang tepat. Dengan begitu, semua transaksi bisnis lebih mudah dipantau dan dipertanggungjawabkan.
Pengaturan cashflow juga memerlukan perencanaan anggaran yang matang.
Anggaran ini harus mencakup kebutuhan rutin, biaya operasional, serta dana darurat untuk mengantisipasi situasi tak terduga.
Melalui anggaran, pemilik usaha dapat membatasi pengeluaran yang tidak terlalu mendesak dan memfokuskan modal pada hal-hal yang lebih produktif.
Kebijakan ini akan membantu bisnis tetap berjalan stabil meski menghadapi kondisi pasar yang fluktuatif.
Kelola Piutang dan Hutang Secara Cermat
Dalam menjalankan usaha, piutang dan hutang adalah hal yang wajar.
Namun, jika tidak dikelola dengan baik, keduanya bisa menjadi beban yang merugikan. Pastikan untuk membuat sistem pembayaran yang jelas, menetapkan jatuh tempo, dan melakukan penagihan tepat waktu.
Di sisi lain, jika memiliki hutang, pengusaha perlu mengatur jadwal pembayaran agar tidak menumpuk dan membebani cashflow. Hindari mengambil pinjaman baru sebelum melunasi kewajiban lama.
Sisihkan Dana Cadangan
Tidak ada yang bisa menjamin kondisi usaha selalu stabil. Oleh karena itu, menyiapkan dana cadangan menjadi langkah penting untuk menjaga cashflow tetap aman. Dana ini bisa digunakan untuk menutup kebutuhan mendesak tanpa harus mengganggu modal utama.
Dengan memiliki dana cadangan, pengusaha akan lebih siap menghadapi risiko, misalnya penurunan penjualan mendadak atau kenaikan biaya produksi.
Mengatur cashflow usaha bukan sekadar mencatat uang masuk dan keluar, tetapi juga bagaimana menjaga keseimbangan agar bisnis tetap sehat.
Dengan disiplin mencatat transaksi, memisahkan keuangan pribadi dan usaha, merencanakan anggaran, serta mengelola hutang piutang dengan baik, bisnis akan lebih kokoh dan siap berkembang.***