UMKMJATIM.COM – Kondisi harga cabai di Kabupaten Kediri menunjukkan kestabilan meskipun permintaan pasar terus meningkat.
Informasi ini didasarkan pada laporan terbaru Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kediri mengenai harga cabai di Pasar Induk Pare pada Sabtu (16/8/2025).
Menurut rilis tersebut, harga Cabai Rawit Merah (CRM) masih berada pada level yang relatif stabil.
Varietas Ori 212 dan Brengos 99 tercatat dijual dengan harga Rp22.000 per kilogram. Lalu untuk varietas Asmoro 043 serta Kamelia dipasarkan dengan harga Rp20.000 per kilogramnya.
Adapun varietas Prentol atau Tumi 99 dilepas dengan harga lebih rendah, yakni Rp17.000 per kilogram.
Ketua APCI Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa meskipun pasokan cabai rawit merah bertambah, harga tetap tidak mengalami perubahan yang berarti karena serapan pasar juga meningkat.
Ia juga menyampaikan bahwa harga Cabai Merah Besar (CMB) tetap stabil walaupun pasokannya menurun, sebab permintaan dari pasar cenderung berkurang.
Hal serupa juga terjadi pada Cabai Merah Keriting (CMK), yang harganya masih bertahan di kisaran yang sama.
Untuk cabai merah keriting, varietas Boos Tavi dipasarkan seharga Rp18.000 per kilogram, sedangkan varietas Sibad dilepas dengan harga Rp16.000 per kilogram.
Pada cabai merah besar, varietas Gada MK dijual Rp22.000 per kilogram, varietas Imola Rp20.000 per kilogram, dan varietas Sandi 08 dipasarkan dengan harga Rp18.000 per kilogram.
Selain harga, data distribusi juga menunjukkan tingginya mobilitas komoditas ini ke berbagai daerah.
Dari Pasar Induk Pare, cabai rawit merah didistribusikan ke wilayah Jabodetabek sebanyak 2 ton.
Untuk kebutuhan industri, serapan cabai rawit merah mencapai 4 ton. Sementara pengiriman ke Kalimantan tercatat sebesar 7 ton.
Pasokan cabai yang beredar di Pasar Induk Pare mayoritas berasal dari beberapa sentra produksi dari wilayah Jawa Timur.
Cabai rawit merah dipasok dari Kediri dan Malang dengan total 22 ton. Sementara untuk cabai merah besar, pasokan datang dari Kediri, Malang, dan Blitar dengan total 5 ton.
Sedangkan cabai merah keriting berasal dari Kediri dengan jumlah 1 ton.
Fenomena stabilnya harga cabai meskipun terjadi peningkatan permintaan menunjukkan adanya keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan kebutuhan pasar.
Hal ini juga mencerminkan koordinasi yang baik antara petani, pedagang, hingga asosiasi yang mengatur distribusi komoditas strategis tersebut.
Kondisi ini tentu memberikan rasa lega baik bagi konsumen maupun pelaku usaha kuliner yang kerap terdampak fluktuasi harga cabai.
Harga yang relatif terkendali membuat biaya produksi lebih stabil dan daya beli masyarakat tetap terjaga.
APCI Kediri menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya menjaga kestabilan harga dengan memastikan rantai distribusi berjalan lancar.
Dukungan dari sentra-sentra produksi juga menjadi kunci dalam menjaga pasokan agar tetap mencukupi kebutuhan pasar, baik untuk konsumsi rumah tangga, industri, maupun distribusi antar daerah.
Dengan permintaan yang cenderung tinggi namun harga tetap stabil, pasar cabai di Kediri dinilai sedang berada dalam kondisi sehat.
Harapannya, kestabilan ini dapat terus terjaga sehingga fluktuasi harga yang kerap meresahkan masyarakat bisa dihindari.***