UMKMJATIM.COM – Di Kabupaten Situbondo, panen raya jagung digelar dengan penuh semangat sebagai bentuk kebersamaan antara petani, pemerintah, dan aparat kepolisian.
Acara ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan petani dalam mengelola lahan, tetapi juga ditandai dengan peluncuran mesin pengering jagung.
Kehadiran alat tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil panen sekaligus menjaga kestabilan harga jagung di tingkat petani.
Mesin pengering menjadi solusi tepat atas permasalahan klasik petani, yakni jagung yang masih memiliki kadar air tinggi saat panen.
Dengan teknologi ini, hasil panen dapat disimpan lebih lama dan kualitas tetap terjaga.
Langkah ini juga diprediksi mampu menekan kerugian petani akibat turunnya harga saat musim panen melimpah.
Setelah kegiatan panen raya, Polres Situbondo menunjukkan kepedulian sosial dengan membagikan paket sembako kepada warga sekitar.
Bantuan ini menjadi bentuk dukungan nyata terhadap masyarakat yang membutuhkan, khususnya di wilayah pedesaan yang mayoritas berprofesi sebagai petani.
Selain itu, pasar murah juga digelar sebagai rangkaian acara. Sebanyak 500 sak beras SPHP dengan kemasan 5 kilogram dijual dengan harga Rp57.000.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas karena harga beras yang ditawarkan jauh lebih terjangkau dibandingkan harga pasaran.
Kapolres Situbondo menegaskan bahwa kegiatan panen raya serentak yang dipadukan dengan pasar pangan murah memiliki dua tujuan utama.
Pertama, sebagai bentuk kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional. Kedua, untuk menjaga kestabilan harga jagung di pasaran agar petani tetap sejahtera dan konsumen memperoleh harga yang wajar.
Menurutnya, harga komoditas pertanian seperti jagung dan beras sering kali mengalami fluktuasi akibat faktor musim maupun distribusi.
Dengan adanya program seperti ini, diharapkan keseimbangan antara ketersediaan stok dan permintaan pasar dapat terjaga.
Keterlibatan Polres Situbondo dalam kegiatan pertanian menunjukkan bahwa pembangunan sektor pangan bukan hanya tanggung jawab petani atau pemerintah daerah semata.
Dukungan dari aparat kepolisian menjadi penting untuk memperlancar distribusi, menjaga keamanan, hingga memastikan pasar murah berjalan tertib.
Langkah kolaboratif ini sekaligus memperlihatkan bahwa ketahanan pangan tidak hanya berbicara soal hasil panen, melainkan juga mencakup distribusi, pengendalian harga, dan perlindungan masyarakat dari lonjakan harga pangan yang merugikan.
Panen raya jagung di Situbondo menjadi momentum penting untuk mengangkat kesejahteraan petani sekaligus memperkuat ketahanan pangan daerah.
Peluncuran mesin pengering jagung membawa harapan baru dalam menjaga kualitas panen, sementara pasar murah SPHP dan bantuan sembako menunjukkan kepedulian sosial terhadap masyarakat.
Dengan adanya program terpadu seperti ini, diharapkan jagung sebagai komoditas unggulan tetap memiliki nilai ekonomis yang tinggi, harga pangan lebih stabil, dan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi secara merata.
Situbondo pun semakin siap menjadi bagian penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.***











