UMKMJATIM.COM – Ketidakpastian ekonomi merupakan tantangan nyata bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Mulai dari fluktuasi harga bahan baku, perubahan kebijakan pemerintah, hingga penurunan daya beli masyarakat dapat berdampak langsung pada kelangsungan bisnis.
Namun, justru dalam kondisi ini, pelaku UMKM dituntut untuk lebih adaptif dan kreatif agar tetap bisa bertahan, bahkan berkembang.
Artikel ini membahas strategi-strategi jitu yang dapat diterapkan UMKM untuk bertahan di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.
1. Fokus pada Efisiensi Operasional
Dalam masa krisis, efisiensi menjadi kata kunci. UMKM perlu melakukan evaluasi terhadap seluruh proses bisnisnya.
Apakah ada pengeluaran yang bisa dikurangi tanpa mengorbankan kualitas? Apakah ada proses yang bisa disederhanakan?
Misalnya, pelaku usaha bisa beralih ke pemasok lokal yang lebih murah, menggunakan sistem pencatatan digital untuk mengurangi pemborosan,
atau memanfaatkan tenaga kerja paruh waktu untuk menekan biaya operasional.
2. Diversifikasi Produk atau Layanan
Ketika permintaan terhadap produk utama menurun, pelaku UMKM dapat mencoba mengembangkan varian produk baru yang masih relevan dengan kebutuhan pasar saat ini.
Contohnya, UMKM makanan yang sebelumnya hanya menjual makanan berat bisa mulai menyediakan frozen food atau menu praktis untuk dinikmati di rumah.
Diversifikasi juga bisa dilakukan dari segi layanan, seperti menambahkan layanan pesan antar, bundling produk, atau membuat produk dalam ukuran ekonomis agar lebih terjangkau.
3. Manfaatkan Teknologi Digital
Digitalisasi bukan hanya tren, melainkan solusi efektif untuk bertahan. UMKM yang sudah go digital terbukti lebih tangguh menghadapi perubahan pasar.
Manfaatkan media sosial, marketplace, dan aplikasi POS (Point of Sale) untuk meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasar.
Tidak punya anggaran besar? Banyak tools digital gratis seperti Google Bisnisku, Canva, WhatsApp Business, dan platform e-commerce yang bisa dimanfaatkan untuk pemasaran dan pelayanan pelanggan.
4. Bangun Hubungan yang Kuat dengan Pelanggan
Di saat sulit, pelanggan yang loyal bisa menjadi penyelamat. Oleh karena itu, jalin hubungan yang lebih personal dengan konsumen.
Dengarkan kebutuhan mereka, respon dengan cepat, dan berikan nilai tambah melalui promo khusus atau program loyalitas.
Pelanggan akan lebih memilih bisnis yang memberi pengalaman menyenangkan dan menunjukkan kepedulian, bukan sekadar menjual.
5. Siapkan Dana Darurat Bisnis
Sama seperti individu, UMKM juga perlu memiliki dana cadangan.
Jika memungkinkan, sisihkan sebagian keuntungan untuk dana darurat agar bisnis tetap bisa berjalan saat arus kas menurun.
Ini penting agar pelaku usaha tidak langsung terhenti saat ada krisis mendadak.
Ketidakpastian ekonomi tidak selalu berarti kehancuran.
Justru bagi UMKM, ini adalah momen untuk mengevaluasi, berinovasi, dan memperkuat fondasi bisnis.
Dengan strategi yang tepat—efisiensi, diversifikasi, digitalisasi, serta menjaga hubungan dengan pelanggan—UMKM bisa bertahan bahkan tumbuh dalam situasi yang penuh tantangan.
UMKM yang mampu beradaptasi adalah UMKM yang akan bertahan.***