UMKMJATIM.COM – Pemkab Jombang, melalui Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2024 untuk menggelar pembinaan kelembagaan dan korporasi petani tembakau. Langkah ini bertujuan menguatkan kelembagaan petani sekaligus mendorong pembentukan korporasi berbasis komoditas unggulan.
“Petani harus bersatu agar usaha tani efisien. Oleh sebab itu, penting adanya kelembagaan petani yang mampu mengelola kebutuhan dan harapan petani,” ungkap Agus Purnomo, Sekdakab Jombang.
Menurut Agus, integrasi dari sisi on farm hingga off farm serta pemasaran yang dikelola dengan manajemen baik merupakan kunci keberhasilan. Dengan begitu, hasil panen petani tembakau diharapkan lebih berkualitas, memiliki daya saing, dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Agus juga menambahkan bahwa tembakau merupakan komoditas unggulan di wilayah utara Brantas, seperti di Kecamatan Kabuh, Ploso, Ngusikan, Kudu, dan Plandaan.
“Selain tembakau, petani utara Brantas juga menanam padi. Sistemnya, padi ditanam untuk konsumsi keluarga, sedangkan tembakau dijual atau dipasarkan,” jelasnya.
Meski demikian, Agus menyoroti tantangan dalam penanganan pascapanen dan pemasaran tembakau yang masih menjadi kendala bagi para petani.
Pelatihan dan Pengembangan Kelembagaan Petani
Dinas Pertanian Kabupaten Jombang telah melaksanakan pelatihan kelembagaan ekonomi petani untuk petani tembakau. Pelatihan ini berlangsung pada 11-15 November 2024 di Balai Penyuluhan Pertanian di lima kecamatan tersebut.
Materi yang dibahas meliputi pengembangan kelembagaan ekonomi petani dan perencanaan usaha dengan model bisnis canvas (BMC). Rudi Priono, Kepala UPT Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Jombang, bertindak sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.
“Kelembagaan petani yang telah terbentuk di Kabupaten Jombang adalah Poktan, Gapoktan, dan Asosiasi Komoditas,” ujar Rudi.
Ia menekankan pentingnya transformasi lembaga petani menjadi lembaga ekonomi petani sebagai respons terhadap perubahan lingkungan yang semakin dinamis.
Peran APTI dan Sinergitas Antar Stakeholder
Agus Purnomo menjelaskan bahwa Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) di Jombang telah membentuk badan usaha koperasi untuk komoditas tembakau.
“Ini membutuhkan sinergitas dari berbagai kecamatan, stakeholder, dan dinas terkait,” tambahnya.
Melalui rencana pengembangan usaha yang relevan, Agus optimistis kestabilan usaha petani dapat terjaga sekaligus meningkatkan profitabilitas. Pendekatan model bisnis canvas diharapkan membantu petani lebih memahami arah pengembangan usaha mereka ke depan.
“Dengan perencanaan yang matang, petani dapat lebih siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada,” pungkasnya.