UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pare, Kabupaten Kediri, memfasilitasi sosialisasi yang melibatkan Jiva Indonesia dalam upaya meningkatkan penyerapan hasil panen jagung dan padi dari para petani setempat.
Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (21/2/2025) ini dihadiri oleh 29 peserta yang terdiri dari anggota kelompok tani serta pedagang atau pengepul jagung di Kecamatan Pare.
Sri Hadiawati, selaku Koordinator BPP Pare dari Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa sosialisasi tersebut mengusung tema “Rekrutmen Sahabat Tani”.
Program ini bertujuan untuk mengajak para petani, khususnya pengepul dan pedagang jagung, agar bersedia bermitra dengan Jiva Indonesia melalui pemanfaatan aplikasi digital yang disediakan.
Menurut Sri, dengan adanya kemitraan ini, diharapkan penjualan jagung para petani bisa terarah dan terserap oleh PT. Jiva secara lebih optimal.
Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa keputusan untuk menerima Jiva sebagai mitra tetap berada di tangan para peserta sosialisasi.
Pihak BPP Pare hanya memfasilitasi proses pengenalan program dan memberikan kebebasan kepada petani untuk menentukan pilihan terbaik bagi mereka.
Sementara itu, Sujarwo, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Pare, menyampaikan harapannya agar Jiva Indonesia dapat mengikuti sistem penjualan hasil panen yang selama ini sudah berjalan di kalangan petani.
Ia menjelaskan bahwa proses jual beli antara petani dan tengkulak selama ini berlangsung cukup sederhana dan tanpa prosedur yang rumit.
Pada umumnya, tengkulak datang langsung ke lokasi panen untuk menilai kualitas jagung tanpa menggunakan alat pengukur kadar air atau pengujian lainnya.
Mereka hanya melihat atau meremas-remas jagung sebelum memutuskan untuk membeli.
Menurut Sujarwo, jika proses penjualan melalui Jiva Indonesia terlalu rumit atau banyak persyaratan teknis, hal tersebut dikhawatirkan akan menyulitkan para petani.
Ia berharap Jiva Indonesia mampu menawarkan sistem yang lebih praktis dan tidak memberatkan.
Selain itu, ia juga menginginkan agar Jiva bisa memberikan harga penawaran yang lebih kompetitif dibandingkan harga yang ditawarkan oleh para tengkulak selama ini.
Menurutnya, jika Jiva mampu bersaing dalam penentuan harga beli, maka petani akan lebih tertarik untuk bermitra.
Lebih lanjut, Sujarwo mengungkapkan bahwa selama bertahun-tahun, para petani di Kecamatan Pare memang sudah terbiasa menjual hasil panen mereka kepada tengkulak.
Sistem ini dinilai lebih mudah karena proses penjualan dilakukan secara langsung dan tanpa banyak tahapan teknis.
Namun, ia tidak menutup kemungkinan adanya perubahan pola penjualan jika Jiva Indonesia mampu memberikan keuntungan lebih bagi para petani.
Dari segi produksi, Sujarwo menyebutkan bahwa rata-rata hasil panen jagung di Kecamatan Pare mencapai sekitar 7 ton per hektar.
Potensi produksi yang cukup tinggi ini seharusnya bisa diimbangi dengan sistem penyerapan hasil panen yang lebih baik dan menguntungkan bagi para petani.
Melalui sosialisasi ini, BPP Pare dan Jiva Indonesia berusaha menawarkan alternatif sistem pemasaran hasil panen yang lebih terstruktur dan transparan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan pendapatan mereka dengan akses langsung ke pasar yang lebih luas, tanpa harus bergantung sepenuhnya pada tengkulak.
Bagi pemerintah daerah, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat sektor pertanian lokal serta mendorong penggunaan teknologi dalam pengelolaan hasil pertanian.
Dengan pemanfaatan aplikasi digital dari Jiva Indonesia, para petani diharapkan dapat lebih mudah memasarkan produk mereka, mendapatkan harga jual yang layak, dan menghindari praktik perdagangan yang tidak menguntungkan.
Ke depan, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada respons dan kesiapan petani untuk beradaptasi dengan teknologi baru.
Namun, dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan sinergi antara petani dan Jiva Indonesia mampu menciptakan ekosistem pertanian yang lebih baik di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri.***