UMKMJATIM.COM – Diberitakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) terus mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) agar lebih aktif berpartisipasi dalam penyediaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui platform belanja daring milik Pemprov Jatim yang dikenal dengan nama Jawa Timur Belanja Online (Jatim Bejo).
Melalui Jatim Bejo, para pelaku UMKM, baik perseorangan maupun dalam kelompok kecil, memiliki kesempatan untuk memasarkan produknya secara lebih luas.
Pemprov Jatim juga mendorong pelaku UMKM untuk terhubung dengan berbagai e-commerce, sehingga mereka dapat lebih mudah diterima dalam ekosistem Jatim Bejo.
Salah satu contoh kolaborasi ini terlihat dengan bergabungnya Toko Ladang sebagai marketplace kelima dalam platform tersebut.
Arif Endro Utomo, selaku Kepala Biro Pengadaan Barang dan Jasa Provinsi Jawa Timur, menjelaskan bahwa bergabungnya Toko Ladang diharapkan dapat mendongkrak nilai transaksi dalam Jatim Bejo.
Dengan semakin banyaknya marketplace yang bergabung, tren transaksi pun terus menunjukkan peningkatan.
Hingga saat ini, tercatat jumlah transaksi mencapai sekitar 49 ribu dan diharapkan akan terus bertambah seiring waktu.
Menurut Arif, pada tahun 2024 lalu, total nilai transaksi di Jatim Bejo mencapai 633 miliar rupiah.
Meskipun tahun 2025 ini diwarnai dengan kebijakan efisiensi anggaran, Pemprov Jatim tetap optimis bahwa nilai transaksi di Jatim Bejo akan meningkat.
Salah satu strategi yang diharapkan mampu meningkatkan transaksi adalah dengan mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk memanfaatkan platform ini dalam proses pengadaan barang dan jasa.
Selain itu, penambahan marketplace yang bergabung juga menjadi peluang untuk mencapai target yang lebih tinggi.
Terkait target peningkatan transaksi, Arif memperkirakan adanya kenaikan antara 10 hingga 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski angka pastinya belum dapat dipastikan, ia berharap optimisme ini bisa diwujudkan melalui sinergi antara Pemprov Jatim, pelaku UMKM, dan berbagai marketplace yang terlibat.
Di sisi lain, Direktur Utama PT Ladang Karya Husada, Nur Hidayati, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat sekitar 15 ribu pelaku UMKM yang sudah bergabung dalam ekosistem Toko Ladang.
Melalui kerja sama dengan Jatim Bejo, ia berharap jangkauan pasar bagi UMKM di Jawa Timur semakin luas.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi Toko Ladang untuk membantu UMKM, khususnya mikro, agar memiliki peluang bisnis yang lebih besar.
Sebelumnya, banyak pelaku UMKM yang hanya melayani kebutuhan sektor pendidikan, seperti penyediaan barang untuk sekolah-sekolah.
Namun, dengan hadirnya Jatim Bejo, kesempatan mereka untuk menawarkan produk dan jasa menjadi lebih beragam.
Tidak hanya kepada sekolah, tetapi juga kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.
Nur Hidayati menjelaskan bahwa produk dan jasa yang ditawarkan UMKM di Toko Ladang cukup beragam.
Mulai dari kebutuhan pokok untuk operasional kantor, alat tulis kantor (ATK), hingga kebutuhan konsumsi dan penyediaan sarana-prasarana perkantoran.
Selain itu, layanan jasa juga menjadi salah satu segmen yang ditawarkan kepada pemerintah melalui Jatim Bejo.
Dengan bergabungnya Toko Ladang dalam Jatim Bejo, diharapkan UMKM di Jawa Timur dapat lebih mudah mengakses peluang bisnis baru di sektor pemerintahan.
Selain membantu meningkatkan nilai transaksi, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya Pemprov Jatim untuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan memperkuat daya saing UMKM di pasar yang lebih luas.
Kolaborasi ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem bisnis yang inklusif dan berkelanjutan, sehingga UMKM tidak hanya berkembang secara ekonomi tetapi juga mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan daerah.***