Powell Picu Kecemasan, IHSG Awal Pekan Menguat Tipis

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Friday, 18 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada Kamis pagi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat 19,59 poin (0,30%) ke level 6.461,19. Kenaikan ini terjadi meskipun sentimen global masih dibayangi oleh peningkatan tensi perang tarif antara AS dan Tiongkok, serta ekspektasi suku bunga tinggi lebih lama dari The Fed.

Indeks LQ45 juga ikut menguat, naik 0,97 poin (0,13%) ke level 724,18. Namun, Analis Kepala Riset Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman, memprediksi potensi koreksi IHSG pada sesi perdagangan hari itu. Ia berpendapat bahwa sinyal The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan lebih lama menjadi faktor utama.

“IHSG hari ini berpotensi kembali terkoreksi seiring the Fed mengisyaratkan hold rate lebih lama,” kata Fanny. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak kebijakan moneter AS terhadap pasar saham global, termasuk Indonesia.

Baca Juga :  Peningkatan Sosialisasi Kebijakan Baru Penyaluran Elpiji 3 Kg di Kediri untuk Mencegah Kelangkaan

Faktor Global yang Mempengaruhi IHSG

Pernyataan Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, pada Rabu (16/4) waktu setempat, menjadi sorotan utama. Powell mengindikasikan kebijakan suku bunga tinggi akan dipertahankan lebih lama (“higher for longer”), menimbulkan ketidakpastian di pasar. Hal ini diperparah oleh kebijakan tarif AS terhadap Tiongkok.

Amerika Serikat resmi mengumumkan rencana menaikkan tarif impor produk Tiongkok dari 145% menjadi 245%. Langkah ini merupakan respons atas kebijakan balasan Tiongkok terhadap kebijakan perdagangan Presiden Donald Trump. Eskaalasi perang tarif ini dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global dan menimbulkan ketidakpastian bagi investor.

Di sisi lain, ekonomi Tiongkok menunjukkan kinerja yang cukup kuat. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 mencapai 5,4% (yoy), melampaui proyeksi pasar sebesar 5,2% (yoy). Data ini menunjukkan resiliensi ekonomi Tiongkok meskipun menghadapi tekanan dari perang tarif dan penurunan permintaan global.

Baca Juga :  CFD Sampang Belum Aktif, Jajanan UMKM Tetap Jadi Magnet Warga di Alun-Alun Trunojoyo

Perdana Menteri Tiongkok, Li Qiang, menekankan pentingnya persatuan nasional untuk menghadapi tantangan ekonomi. Ia juga menyerukan diversifikasi pasar dan peningkatan upaya untuk menstabilkan lapangan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pernyataan ini menunjukkan upaya pemerintah Tiongkok untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi tekanan eksternal.

Dampak Domestik dan Kebijakan Pemerintah

Di Indonesia, pemerintah merespons dinamika pasar komoditas global dengan menerbitkan peraturan baru mengenai penyesuaian skema royalti sektor pertambangan mineral dan batubara (minerba). Aturan yang efektif 26 April 2025 ini dibuat di tengah tren penurunan harga komoditas minerba global. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga pendapatan negara dan daya saing industri minerba Indonesia.

Peraturan baru ini perlu dikaji lebih lanjut dampaknya terhadap investasi di sektor minerba dan daya saing Indonesia di pasar global. Pemerintah perlu memastikan kebijakan ini tidak hanya menjaga pendapatan negara, tetapi juga mendorong pertumbuhan berkelanjutan sektor minerba. Transparansi dan komunikasi yang efektif dengan pelaku usaha sangat penting untuk keberhasilan implementasi kebijakan ini.

Baca Juga :  Indosat dan HKM Luncurkan HiFi Air HKM 127+: Solusi Internet Rumah Cepat, Stabil, dan Siap Pakai

Secara keseluruhan, IHSG menunjukkan ketahanan meskipun menghadapi tekanan global. Namun, potensi koreksi tetap ada, bergantung pada perkembangan selanjutnya dari perang tarif AS-Tiongkok dan kebijakan moneter The Fed. Penting bagi investor untuk memantau perkembangan global dan domestik secara cermat sebelum mengambil keputusan investasi.

Ke depan, kinerja IHSG akan sangat bergantung pada bagaimana Indonesia dapat mengatasi tantangan global dan memanfaatkan peluang yang ada. Diversifikasi ekonomi dan peningkatan daya saing menjadi kunci untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan stabilitas pasar saham Indonesia.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Panen Raya Ikan Nila di Desa Mulyoarjo: Bukti Keberhasilan Budidaya Perikanan Warga
FESyar 2025 di Surabaya: Jawa Timur Siap Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional
RAPBD Jawa Timur 2026 Capai Rp28,26 Triliun, Defisit Ditutup Lewat Strategi Pembiayaan
Penyelesaian Tiga Pasar di Malang Jadi Prioritas Wali Kota Wahyu Hidayat
Pemkab Bangkalan Serahkan Mini Kombin QH 11 untuk Percepat Panen Padi
Potret Buruh Tebu Kediri: Senyum Saat Panen, Resah di Luar Musim
KPPU Selidiki Kelangkaan BBM Non-Subsidi, Fokus pada Transparansi dan Persaingan Sehat
Polije Dorong Desa Selobanteng Jadi Percontohan Agriculture Based Tourism di Situbondo

Berita Terkait

Wednesday, 10 September 2025 - 21:00 WIB

Panen Raya Ikan Nila di Desa Mulyoarjo: Bukti Keberhasilan Budidaya Perikanan Warga

Wednesday, 10 September 2025 - 20:30 WIB

FESyar 2025 di Surabaya: Jawa Timur Siap Jadi Pusat Ekonomi Syariah Nasional

Wednesday, 10 September 2025 - 20:00 WIB

RAPBD Jawa Timur 2026 Capai Rp28,26 Triliun, Defisit Ditutup Lewat Strategi Pembiayaan

Wednesday, 10 September 2025 - 19:34 WIB

Penyelesaian Tiga Pasar di Malang Jadi Prioritas Wali Kota Wahyu Hidayat

Wednesday, 10 September 2025 - 19:05 WIB

Pemkab Bangkalan Serahkan Mini Kombin QH 11 untuk Percepat Panen Padi

Berita Terbaru