Revisi Kebijakan Investasi Asing: Tarik Minat, Kejar Ketertinggalan Negara Tetangga

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Friday, 18 April 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Center for Market Education (CME) dan Universitas Prasetiya Mulya baru-baru ini meluncurkan kajian kebijakan (Policy Brief) yang fokus pada investasi asing. Kajian ini ditulis oleh tim ahli yang terdiri dari Alfian Banjaransari, Alvin Desfiandi, Carmelo Ferlito, Yohanes Kadarusman, dan Rama Poerba, dan diluncurkan bertepatan dengan Business Economics Conference (BEC) 2025 di kampus BSD Universitas Prasetiya Mulya.

Policy Brief ini menekankan pentingnya reformasi kebijakan investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) agar lebih terbuka, efisien, dan inklusif. Alvin Desfiandi, CME Chief Economist, menyoroti perlunya Indonesia bersikap proaktif dalam menarik investasi asing di tengah ketidakpastian global, termasuk perang tarif.

“Negara tetangga sudah menjemput bola, Indonesia jangan sampai ketinggalan. Pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk mendorong masuknya arus investasi asing. Tidak hanya fokus kepada tujuan jangka panjang, tetapi juga capaian jangka pendek yang bisa diraih melalui deregulasi yang tepat sasaran,” ujar Alvin Desfiandi.

Baca Juga :  Harga Cabai Rawit Turun, Pasokan Melimpah dan Penyerapan Meningkat ke Bali dan Mataram

Asia Tenggara, pasca pandemi COVID-19, menjadi tujuan investasi global terbesar. Meskipun arus investasi dunia menurun drastis (33 persen, dari USD 2 triliun pada 2015 menjadi USD 1,3 triliun pada 2023), Asia Tenggara justru mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 92 persen (dari USD 120 miliar menjadi USD 230 miliar dalam periode yang sama). Aliran modal ini berdampak positif bagi masyarakat Indonesia, mulai dari UMKM hingga jaringan pemasok lokal.

Tantangan dan Peluang Investasi Asing di Indonesia

Indonesia telah melakukan beberapa reformasi fundamental, namun menurut Bank Dunia, tantangan ke depan terletak pada “efficiency reforms”—reformasi yang meningkatkan produktivitas dan daya saing. Hal ini krusial bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan menjadi negara berpendapatan tinggi.

Baca Juga :  Syarat dan Kriteria Penerima Bantuan Sosial 2025: Panduan Lengkap

Kontribusi FDI terhadap PDB Indonesia masih rendah, di bawah 2 persen, jauh di bawah negara tetangga seperti Vietnam yang mencapai 4-5 persen. Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian besar investasi asing di Indonesia bersifat “market-seeking,” hanya memanfaatkan pasar domestik yang besar tanpa mendorong peningkatan produktivitas atau ekspor.

Rekomendasi Kebijakan untuk Meningkatkan Investasi Asing

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas investasi asing, beberapa rekomendasi kebijakan dapat dipertimbangkan. Pertama, perlu percepatan deregulasi yang lebih terarah dan efektif, mengurangi birokrasi yang berbelit-belit, dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

Kedua, perlu diversifikasi sumber investasi asing, tidak hanya bergantung pada investasi market-seeking, tetapi juga mendorong investasi yang berorientasi pada peningkatan ekspor dan nilai tambah. Hal ini dapat dicapai melalui insentif fiskal yang tepat sasaran dan dukungan bagi pengembangan sektor-sektor unggulan.

Baca Juga :  Dimulai Serentak di Tiga Kecamatan, Pemkab Jember Genjot Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih

Ketiga, peningkatan infrastruktur yang memadai dan kualitas sumber daya manusia yang terampil menjadi kunci daya saing Indonesia. Investasi di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi, serta pembangunan infrastruktur yang terintegrasi, sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Keempat, transparansi dan penegakan hukum yang konsisten akan meningkatkan kepercayaan investor asing. Sistem perizinan yang transparan dan efisien, serta penegakan hukum yang adil, akan menarik lebih banyak investasi berkualitas tinggi.

Kesimpulannya, Indonesia perlu secara aktif dan strategis menarik investasi asing berkualitas tinggi yang berdampak positif pada perekonomian nasional. Dengan menerapkan reformasi yang tepat sasaran dan berkelanjutan, Indonesia dapat memaksimalkan potensi FDI untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi jangka panjang.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

OJK Malang Rayakan Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025, BRI Raih Penghargaan Bank Implementasi KEJAR Terbaik
Babinsa Koramil Balong Turun ke Sawah, Dampingi Petani Jaga Tanaman Jagung dari Serangan Hama
Jumlah Penerima Bansos di Jombang Turun, Dampak Peralihan dari DTKS ke DTSEN
Pemerintah Salurkan 116 Ton Jagung Subsidi untuk Peternak Ayam Petelur Jombang
Wonosalam Mantapkan Posisi sebagai Sentra Salak dan Hortikultura Unggulan Jombang
Syarat Penerima dan Besaran Bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk Siswa SD hingga SMA
Cara Mendapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp298.000, Simak Syarat dan Langkah Klaimnya
Kriteria Penerima BSU 2025, Begini Syarat Lengkapnya Agar Bantuan Tepat Sasaran

Berita Terkait

Sunday, 26 October 2025 - 21:00 WIB

OJK Malang Rayakan Puncak Bulan Inklusi Keuangan 2025, BRI Raih Penghargaan Bank Implementasi KEJAR Terbaik

Sunday, 26 October 2025 - 20:30 WIB

Babinsa Koramil Balong Turun ke Sawah, Dampingi Petani Jaga Tanaman Jagung dari Serangan Hama

Sunday, 26 October 2025 - 20:00 WIB

Jumlah Penerima Bansos di Jombang Turun, Dampak Peralihan dari DTKS ke DTSEN

Sunday, 26 October 2025 - 19:30 WIB

Pemerintah Salurkan 116 Ton Jagung Subsidi untuk Peternak Ayam Petelur Jombang

Sunday, 26 October 2025 - 19:00 WIB

Wonosalam Mantapkan Posisi sebagai Sentra Salak dan Hortikultura Unggulan Jombang

Berita Terbaru