UMKMJATIM.COM – Disebutkan bahwa oada Januari 2025, Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 1,06 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 106,53.
Dari berbagai daerah di provinsi ini, Banyuwangi mencatat inflasi tertinggi, yakni 1,72 persen, dengan IHK sebesar 107,28.
Sebaliknya, inflasi terendah terjadi di Kota Kediri, yang hanya mencapai 0,54 persen, dengan IHK sebesar 105,53.
Faktor Pemicu Inflasi
Kenaikan harga di berbagai sektor menjadi pemicu utama inflasi di Jawa Timur.
Beberapa kelompok pengeluaran mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan, antara lain:
• Kelompok makanan, minuman, dan tembakau naik sebesar 3,92 persen.
• Kelompok pakaian dan alas kaki mengalami kenaikan 1,33 persen.
• Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga meningkat 0,63 persen.
• Kelompok kesehatan mengalami lonjakan 1,94 persen.
• Kelompok transportasi naik 0,71 persen.
• Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya meningkat 1,42 persen.
• Kelompok pendidikan mengalami kenaikan 1,53 persen.
• Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran bertambah 2,26 persen.
• Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat kenaikan tertinggi, mencapai 7,09 persen.
Kenaikan harga di sektor-sektor ini menunjukkan adanya permintaan yang meningkat di beberapa aspek kehidupan masyarakat, terutama dalam kebutuhan pokok dan jasa.
Kelompok Pengeluaran yang Mengalami Penurunan
Di sisi lain, terdapat beberapa sektor yang mengalami penurunan indeks, yang berkontribusi terhadap laju inflasi yang lebih terkendali.
Kelompok-kelompok tersebut meliputi:
– Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami penurunan sebesar 9,76 persen.
Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kemungkinan adanya kebijakan subsidi atau diskon tarif dalam sektor energi.
– Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun sebesar 0,16 persen, yang kemungkinan berkaitan dengan penyesuaian harga atau kebijakan dalam sektor teknologi dan perbankan.
Penurunan pada dua kelompok ini cukup signifikan dalam menyeimbangkan tekanan inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga di sektor lainnya.
Deflasi di Awal Tahun 2025
Selain mencatat inflasi tahunan, Provinsi Jawa Timur juga mengalami deflasi month to month (m-to-m) dan year to date (y-to-d) sebesar 0,54 persen pada bulan Januari 2025.
Deflasi ini menunjukkan adanya penurunan harga pada beberapa komoditas dibandingkan bulan sebelumnya, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti penurunan permintaan musiman, kebijakan pemerintah dalam mengendalikan harga, atau fluktuasi di sektor energi dan transportasi.
Tren inflasi di Jawa Timur pada awal tahun 2025 menunjukkan dinamika yang menarik, dengan beberapa sektor mengalami lonjakan harga sementara yang lain mengalami penurunan.
Meskipun inflasi masih dalam batas wajar, perlu adanya pengawasan lebih lanjut terhadap sektor-sektor yang mengalami kenaikan signifikan, terutama kelompok makanan, perawatan pribadi, dan jasa lainnya.
Di sisi lain, adanya deflasi di bulan Januari memberikan indikasi bahwa ada faktor pengendali yang berhasil menekan laju kenaikan harga.
Pemerintah dan pihak terkait diharapkan terus memantau perkembangan ekonomi ini agar inflasi tetap terkendali dan tidak berdampak negatif pada daya beli masyarakat.***