UMKMJATIM.COM – Sektor informal telah lama menjadi tulang punggung ekonomi di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.
Salah satu wujud konkret dari sektor ini adalah kegiatan Livelihood Activities, yaitu berbagai usaha kecil dan menengah (UKM) yang dimanfaatkan masyarakat sebagai sumber mata pencaharian.
Kegiatan ini menyediakan kesempatan kerja dan menjadi solusi bagi mereka yang sulit mendapatkan pekerjaan di sektor formal.
Contoh paling nyata dari aktivitas ini adalah keberadaan pedagang kaki lima yang tersebar di berbagai sudut kota.
Sektor informal memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari sektor formal.
Usaha-usaha ini umumnya tidak memiliki izin formal atau terdaftar dalam administrasi pemerintah, sehingga sering kali tidak terlindungi oleh regulasi ketenagakerjaan maupun jaminan sosial.
Namun, justru fleksibilitas inilah yang membuat sektor informal tumbuh subur, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah yang membutuhkan pekerjaan segera tanpa banyak persyaratan.
UKM dalam sektor informal memainkan peran penting dalam mengurangi tingkat pengangguran.
Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
Bagi banyak orang, menjalankan usaha kecil seperti membuka warung makan, berjualan di pasar tradisional, atau menawarkan jasa keliling, adalah cara untuk tetap bertahan hidup.
Mereka tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga membantu perekonomian lokal dengan menggerakkan roda ekonomi di tingkat akar rumput.
Keberadaan pedagang kaki lima, misalnya, memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.
Selain menyediakan barang dan jasa dengan harga terjangkau, mereka juga menciptakan ekosistem ekonomi yang dinamis.
Para pedagang ini biasanya menjual kebutuhan sehari-hari, makanan ringan, atau layanan tertentu yang mudah diakses oleh masyarakat luas.
Keberadaan mereka di lokasi-lokasi strategis seperti dekat perkantoran, sekolah, atau area transportasi umum, menunjukkan bahwa sektor informal memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kebutuhan pasar.
Namun, meskipun memiliki kontribusi yang signifikan, sektor informal juga menghadapi berbagai tantangan.
Salah satunya adalah ketidakpastian penghasilan.
Berbeda dengan pekerja di sektor formal yang menerima gaji tetap, pelaku usaha di sektor informal sangat bergantung pada kondisi pasar harian.
Cuaca buruk, persaingan yang ketat, atau kebijakan pemerintah seperti penertiban pedagang kaki lima, bisa langsung berdampak pada pendapatan mereka.
Untuk itu, peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam menciptakan kebijakan yang mendukung sektor informal.
Pembinaan dan pelatihan keterampilan, akses permodalan yang lebih mudah, hingga legalisasi usaha kecil melalui proses perizinan yang sederhana, bisa menjadi langkah positif untuk meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha informal.
Selain itu, memberikan ruang usaha yang aman dan tertata juga akan membantu mereka menjalankan aktivitas ekonomi tanpa rasa khawatir.
Pada akhirnya, sektor informal bukan hanya tentang mencari nafkah semata, tetapi juga tentang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mandiri secara ekonomi.
Di tengah persaingan global dan tantangan ekonomi yang semakin kompleks, sektor ini tetap menjadi pilihan realistis bagi banyak orang.
Dengan dukungan yang tepat, UKM dalam sektor informal tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berpotensi tumbuh dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi perekonomian nasional.***