Inovasi Budidaya Lele di Buis Beton: Strategi Bojonegoro Mengatasi Stunting dan Kemiskinan

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Monday, 24 February 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

UMKMJATIM.COM – Permasalahan kemiskinan dan keterbatasan akses terhadap pangan bergizi masih menjadi tantangan di Kabupaten Bojonegoro.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Dinas Kesehatan Bojonegoro, pada tahun 2024 tercatat sekitar 11,69% penduduk masih berada dalam kategori prasejahtera.

Kondisi ini berdampak langsung pada kemampuan masyarakat untuk memperoleh asupan makanan bergizi, yang kemudian turut menyumbang tingginya angka stunting di daerah tersebut.

Hingga Desember 2024, tercatat sebanyak 1.358 balita mengalami stunting.

Menyikapi kondisi ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro di bawah kepemimpinan Bupati Setyo Wahono, meluncurkan program inovatif dengan memanfaatkan buis beton sebagai media budidaya ikan konsumsi.

Program ini dirancang untuk membantu masyarakat prasejahtera dalam memelihara ikan lele dengan memanfaatkan air hujan.

Tujuannya adalah menyediakan sumber protein hewani yang murah dan mudah diakses guna mendukung kebutuhan gizi keluarga.

Baca Juga :  CFD Sampang Belum Aktif, Jajanan UMKM Tetap Jadi Magnet Warga di Alun-Alun Trunojoyo

Melalui program ini, Pemkab Bojonegoro secara bertahap akan membangun buis beton di berbagai lokasi percontohan.

Fasilitas ini akan diberikan kepada keluarga prasejahtera agar mereka dapat membudidayakan ikan lele secara mandiri.

Menurut Bupati Wahono, makanan bergizi merupakan faktor utama dalam mencegah stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Oleh sebab itu, ia berharap program ini mampu memenuhi kebutuhan gizi warga sekaligus memperbaiki kesejahteraan mereka.

Untuk memastikan program ini berjalan secara berkelanjutan, Pemkab Bojonegoro menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk akademisi dan pelaku usaha.

Salah satunya adalah kemitraan dengan Banyumanik Research Center (BRC) dalam hal penelitian instalasi dan manajemen jangka panjang budidaya lele di buis beton.

Inspirasi program ini diambil dari Kecamatan Banyumanik, Kabupaten Gunungkidul, yang telah berhasil menerapkan konsep serupa.

Baca Juga :  Kejari Magetan Gelar Bazar dan Pasar Murah, Bantu Masyarakat Menjelang Lebaran

Tidak hanya itu, untuk mendukung kemandirian masyarakat dalam penyediaan pakan ikan, Pemkab juga menginisiasi budidaya maggot sebagai alternatif pakan lele.

Selama tiga bulan pertama, masyarakat akan mendapatkan pelatihan dan bantuan berupa alat dan bahan untuk memproduksi pakan secara mandiri.

Langkah ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bantuan eksternal serta memangkas biaya operasional dalam budidaya lele.

Program buis beton ini tidak hanya difokuskan pada peningkatan ketahanan pangan, tetapi juga diharapkan mampu memperbaiki kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak.

Dengan adanya sumber protein hewani yang tersedia di tingkat rumah tangga, diharapkan kasus stunting di Bojonegoro dapat ditekan.

Selain manfaat kesehatan, budidaya ikan lele juga membuka peluang ekonomi baru bagi keluarga prasejahtera.

Hasil panen lele bisa dimanfaatkan untuk konsumsi pribadi maupun dijual guna menambah penghasilan keluarga.

Baca Juga :  PKK dan Dinas Peternakan Pasuruan Gelar Bimtek Olahan Peternakan, Dorong Ketahanan Pangan dan Gizi Anak

Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, Pemkab Bojonegoro optimistis program ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Program ini dirancang dengan instalasi yang sederhana dan perawatan yang mudah, sehingga diharapkan mampu diadopsi oleh banyak keluarga.

Dengan demikian, program ini tidak hanya mendukung pemenuhan kebutuhan protein warga, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan daerah.

Program budidaya lele di buis beton ini direncanakan akan mulai dilaksanakan dalam 100 hari pertama pemerintahan dan akan terus dievaluasi efektivitasnya.

Dengan evaluasi berkala, Pemkab Bojonegoro berharap dapat menemukan pola terbaik dalam pengembangan program ini, sehingga semakin banyak keluarga yang dapat keluar dari jerat kemiskinan dan menikmati hidup yang lebih sejahtera.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sinergi Polri dan Masyarakat Wujudkan Ketahanan Pangan di Sumenep Lewat Panen Jagung
Layanan Digital BTN di Jawa Timur, Buka Digital Store di Royal Plaza Surabaya
Jatim Catat Rekor Nasional: Nilai Transaksi Ekonomi KTH Tertinggi Capai Rp497,9 Miliar
Hari Libur Nasional Dinilai Bisa Dorong UMKM dan Ekonomi Daerah
Harga Cabai Naik Saat Iduladha, Petani Libur Panen dan Pasokan Terbatas
Meski Daya Beli Turun, Harga Cabai di Kediri Tetap Stabil: Ini Rinciannya
Penjualan Kambing Kurban di Surabaya Anjlok hingga 50 Persen, Faktor Ekonomi Jadi Penyebab
Sapi Kurban Surabaya untuk Iduladha 2025, Wali Kota Imbau Gunakan Kemasan Ramah Lingkungan

Berita Terkait

Saturday, 7 June 2025 - 21:00 WIB

Sinergi Polri dan Masyarakat Wujudkan Ketahanan Pangan di Sumenep Lewat Panen Jagung

Saturday, 7 June 2025 - 20:30 WIB

Layanan Digital BTN di Jawa Timur, Buka Digital Store di Royal Plaza Surabaya

Saturday, 7 June 2025 - 20:00 WIB

Jatim Catat Rekor Nasional: Nilai Transaksi Ekonomi KTH Tertinggi Capai Rp497,9 Miliar

Saturday, 7 June 2025 - 19:45 WIB

Hari Libur Nasional Dinilai Bisa Dorong UMKM dan Ekonomi Daerah

Friday, 6 June 2025 - 21:00 WIB

Meski Daya Beli Turun, Harga Cabai di Kediri Tetap Stabil: Ini Rinciannya

Berita Terbaru