Musim Hajatan Picu Kenaikan Harga Bumbu Dapur di Sumenep: Bawang hingga Cabai Naik Drastis

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Monday, 16 June 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UMKMJATIM.COM – Memasuki pertengahan tahun 2025, harga sejumlah komoditas bumbu dapur di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, mengalami lonjakan yang cukup signifikan.

Kondisi ini dipicu oleh tingginya permintaan selama musim pernikahan atau yang dikenal dengan istilah “musim mantenan” di kalangan masyarakat Madura.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada Senin (16/6/2025) di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Anom dan Pasar Bangkal, terlihat bahwa harga bahan-bahan pokok mengalami kenaikan tajam.

Bawang merah yang semula dibanderol dengan harga Rp 30.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 42.000 per kilogram.

Sementara itu, harga cabai rawit naik drastis dari Rp 35.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Tak hanya itu, harga tomat pun ikut merangkak naik.

Baca Juga :  Harga Daging Sapi di Sumenep Naik Jelang Idul Fitri, Warga Harapkan Pasar Murah

Bila semula tomat dijual dengan harga Rp 18.000 per kilogram, saat ini sudah mencapai harga Rp 22.000 per kilogram.

Kenaikan juga terjadi pada bawang putih yang kini dijual seharga Rp 38.000 per kilogram, naik dari harga awal Rp 28.000.

Sri Wahyuni, salah satu pedagang bumbu di Pasar Anom, menyebut bahwa lonjakan harga ini merupakan hal yang umum terjadi setiap kali memasuki bulan-bulan pernikahan.

Menurutnya, permintaan terhadap bumbu dapur meningkat secara drastis karena banyak masyarakat mengadakan acara resepsi dan hajatan keluarga.

Kegiatan-kegiatan tersebut tentu membutuhkan bahan masakan dalam jumlah besar.

Selain faktor permintaan yang melonjak, keluhan juga datang dari para pedagang terkait ketersediaan pasokan yang kurang stabil.

Baca Juga :  Koperasi Merah Putih Siap Diluncurkan, Pemkab Sampang Dorong Penguatan Ekonomi Desa Lewat UMKM

Cuaca yang tidak menentu dan perubahan iklim dalam beberapa pekan terakhir disebut sebagai salah satu penyebab utama terganggunya distribusi bahan makanan dari daerah sentra produksi.

Gangguan pasokan ini turut memengaruhi harga di tingkat pedagang pengecer.

Kondisi tersebut dirasakan cukup memberatkan bagi sebagian besar masyarakat, khususnya mereka yang sedang mempersiapkan acara pernikahan.

Rini, seorang warga Kecamatan Batuan, mengungkapkan bahwa kenaikan harga bumbu dapur berdampak langsung pada biaya konsumsi acara hajatan yang akan ia selenggarakan dalam waktu dekat.

Ia menyebut bahwa lonjakan harga seperti ini menambah beban pengeluaran rumah tangga, apalagi saat harga bahan pokok lainnya juga mengalami kenaikan serupa.

Peningkatan harga bumbu dapur seperti cabai, bawang, dan tomat ini menunjukkan pentingnya stabilitas pasokan di tengah tingginya permintaan musiman.

Baca Juga :  Optimalisasi Dana Desa untuk Ketahanan Pangan Dibahas AKD Bluto Sumenep

Pemerintah daerah diharapkan dapat mengambil langkah antisipatif, seperti menyiapkan cadangan logistik bahan pokok atau mempercepat distribusi dari daerah surplus ke daerah yang mengalami kelangkaan.

Kondisi ini menjadi pengingat bahwa fluktuasi harga pangan tidak hanya disebabkan oleh kondisi cuaca atau permintaan pasar,

tetapi juga oleh kurangnya perencanaan dan distribusi yang responsif terhadap siklus tahunan kegiatan masyarakat.

Bagi masyarakat, penting untuk mengatur anggaran dengan lebih bijak dan mempertimbangkan alternatif bahan makanan sebagai langkah penghematan selama masa kenaikan harga berlangsung.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sistem Pembagian Tugas yang Efektif untuk UMKM Kecil: Kunci Kerja Tim yang Solid
Fakta Lalat Drainase dan Bahayanya Bagi Kesehatan
Harga Cabai di Kediri Stabil, Cabai Rawit Tetap Paling Mahal Capai Rp59.000 per Kilogram
Bupati Kediri Salurkan Bantuan Benih untuk Petani Terdampak Banjir, Dorong Ketahanan Pangan Daerah
Tarif Impor AS Naik 32 Persen, Kadin Jatim Lihat Peluang Emas Ekspor Tekstil Indonesia
Pemkab Sidoarjo Resmikan 346 Koperasi Merah Putih untuk Penguatan Ekonomi Desa
Inovasi Kontrol Panel Tenaga Surya Dorong Produktivitas Melon di Bondowoso
Kawasan Industri Halal Safe n Lock Sidoarjo Siap Bangun Pelabuhan Logistik

Berita Terkait

Thursday, 10 July 2025 - 11:00 WIB

Sistem Pembagian Tugas yang Efektif untuk UMKM Kecil: Kunci Kerja Tim yang Solid

Thursday, 10 July 2025 - 10:50 WIB

Fakta Lalat Drainase dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Wednesday, 9 July 2025 - 20:30 WIB

Bupati Kediri Salurkan Bantuan Benih untuk Petani Terdampak Banjir, Dorong Ketahanan Pangan Daerah

Wednesday, 9 July 2025 - 20:00 WIB

Tarif Impor AS Naik 32 Persen, Kadin Jatim Lihat Peluang Emas Ekspor Tekstil Indonesia

Wednesday, 9 July 2025 - 19:30 WIB

Pemkab Sidoarjo Resmikan 346 Koperasi Merah Putih untuk Penguatan Ekonomi Desa

Berita Terbaru

Lalat drainase

Advertorial

Fakta Lalat Drainase dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Thursday, 10 Jul 2025 - 10:50 WIB