Progres Koperasi Desa Jawa Timur Capai 94,7 Persen, Tapi Masih Dihadang Sejumlah Kendala

Redaksi UMKM JATIM

- Redaksi

Monday, 23 June 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

UMKMJATIM.COM – Upaya membentuk koperasi di setiap desa dan kelurahan di Jawa Timur hampir mencapai garis akhir.

Hingga Senin (23/6/2025), tercatat sudah 94,7 persen dari target 8.494 desa dan kelurahan yang berhasil mengantongi status badan hukum koperasi, atau sebanyak 8.040 koperasi telah resmi disahkan.

Akan tetapi, Haris Sukamto, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Jawa Timur, menekankan bahwa pekerjaan tersebut belum sepenuhnya rampung.

Dalam Rapat Koordinasi Satuan Tugas Pembentukan Desa/Kelurahan Koperasi Merah Putih (KD/KMP), dirinya menyatakan perlunya percepatan dalam proses legalisasi koperasi di wilayah yang belum tuntas.

Haris mengungkapkan bahwa dalam 24 jam terakhir hanya 56 koperasi yang berhasil mendapatkan pengesahan badan hukum.

Jika kecepatan ini terus bertahan, dikhawatirkan target penyelesaian 100% pada akhir Juni 2025 tidak akan tercapai.

Baca Juga :  Strategi UMKM Menarik Investor dan Venture Capital: Peluang Pendanaan untuk Pertumbuhan Usaha

Ia menegaskan perlunya kerja ekstra dalam beberapa hari ke depan untuk mendorong percepatan di wilayah yang masih tertinggal.

Beberapa kabupaten/kota seperti Surabaya, Sidoarjo, Ponorogo, dan Jombang sudah mencapai target 100% dan dinyatakan rampung.

Namun, sejumlah daerah lainnya masih menunjukkan capaian rendah.

Yang salah satunya adalah Kabupaten Bojonegoro, diketahui baru menyelesaikan legalisasi koperasi desa di angka 47,7 persen.

Beragam hambatan teknis turut memperlambat proses pengesahan koperasi di beberapa daerah.

Haris menjelaskan, perbedaan data antara sistem milik Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) dan data dari Kementerian Dalam Negeri menjadi salah satu kendala utama.

Selain itu, ditemukan pula kesalahan dalam penulisan lokasi pada surat keputusan pengesahan yang mengakibatkan penundaan.

Baca Juga :  Inovasi Tanam Pot Tray Jadi Solusi Petani Tembakau Lamongan Hadapi Musim Kemarau Basah

Permasalahan komunikasi antara notaris dan pengurus koperasi juga menjadi tantangan tersendiri.

Di Lamongan, misalnya, hanya tersedia enam pendamping koperasi yang harus menangani 474 desa.

Kondisi serupa juga terjadi di Sumenep dan Pasuruan, yang mengalami kesulitan dalam menyambungkan koordinasi lintas instansi.

Khusus di Bojonegoro, walaupun Kejaksaan Negeri telah memberikan izin penggunaan dana dari Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD), realisasi pengesahan koperasi masih berjalan lambat.

Haris menilai bahwa meski sudah mendapat lampu hijau secara administratif, pelaksanaannya tetap minim aksi nyata.

Sebagai langkah solutif, Kanwil Kemenkumham Jatim menyarankan adanya percepatan yang lebih terfokus pada daerah-daerah yang menunjukkan progres stagnan.

Di samping itu, sinkronisasi data antara sistem AHU dan Kemendagri dinilai sangat mendesak untuk menghindari tumpang tindih informasi dan kesalahan administratif.

Baca Juga :  DKPP Blitar Fokus Sejahterakan Petani Tembakau Lewat Bibit Berkualitas dan Bimtek Berkelanjutan

Di lain pihak, Endi Alim Abdi Nusa, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, menyampaikan bahwa Satuan Tugas KD/KMP yang dibentuk melalui Keputusan Gubernur Jatim yang diharapkan bisa  menjadi wadah sinergi antarinstansi terkait.

Satgas ini diharapkan mampu menyatukan ritme kerja antar lembaga agar proses pengesahan koperasi bisa berjalan lebih efektif dan efisien.

Melalui dorongan percepatan serta koordinasi yang jauh lebih solid,

diharapkan seluruh desa dan kelurahan yang ada di Jawa Timur bisa segera memiliki koperasi berbadan hukum yang siap mendorong ekonomi kerakyatan di tingkat lokal.***

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Sistem Pembagian Tugas yang Efektif untuk UMKM Kecil: Kunci Kerja Tim yang Solid
Fakta Lalat Drainase dan Bahayanya Bagi Kesehatan
Manajemen Waktu Efektif untuk Pemilik UMKM: Kunci Produktivitas dan Pertumbuhan Bisnis
Pentingnya Standard Operating Procedure bagi UMKM agar Bisnis Lebih Efisien dan Konsisten
Harga Cabai di Kediri Stabil, Cabai Rawit Tetap Paling Mahal Capai Rp59.000 per Kilogram
Bupati Kediri Salurkan Bantuan Benih untuk Petani Terdampak Banjir, Dorong Ketahanan Pangan Daerah
Tarif Impor AS Naik 32 Persen, Kadin Jatim Lihat Peluang Emas Ekspor Tekstil Indonesia
Pemkab Sidoarjo Resmikan 346 Koperasi Merah Putih untuk Penguatan Ekonomi Desa

Berita Terkait

Thursday, 10 July 2025 - 11:00 WIB

Sistem Pembagian Tugas yang Efektif untuk UMKM Kecil: Kunci Kerja Tim yang Solid

Thursday, 10 July 2025 - 10:50 WIB

Fakta Lalat Drainase dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Thursday, 10 July 2025 - 09:00 WIB

Manajemen Waktu Efektif untuk Pemilik UMKM: Kunci Produktivitas dan Pertumbuhan Bisnis

Thursday, 10 July 2025 - 07:00 WIB

Pentingnya Standard Operating Procedure bagi UMKM agar Bisnis Lebih Efisien dan Konsisten

Wednesday, 9 July 2025 - 21:00 WIB

Harga Cabai di Kediri Stabil, Cabai Rawit Tetap Paling Mahal Capai Rp59.000 per Kilogram

Berita Terbaru

Lalat drainase

Advertorial

Fakta Lalat Drainase dan Bahayanya Bagi Kesehatan

Thursday, 10 Jul 2025 - 10:50 WIB