UMKMJATIM.COM – Kabupaten Lamongan kembali menunjukkan performa positif dalam bidang investasi dengan mencatatkan nilai investasi mencapai Rp1,979 triliun.
Pencapaian ini tentunya menjadi bukti bahwa Lamongan bisa terus tumbuh menjadi magnet investasi, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Sampai pertengahan tahun 2025, tercatat sebanyak 214 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berskala besar sudah mulai berjalan di Lamongan.
Selain itu, terdapat pula 107 proyek PMDN kategori menengah dan 36 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) yang turut memperkuat struktur ekonomi lokal.
Dalam hal ini Pemkab Lamongan tidak hanya fokus pada peningkatan nilai investasi, lebih dari itu juga memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha yang dinilai memiliki kontribusi besar.
Dalam sebuah acara yang dihadiri sejumlah pejabat dan pelaku industri, Bupati Lamongan menyerahkan penghargaan kepada dua perusahaan unggulan.
PT Kebun Tebu Mas menjadi salah satu perusahaan yang menerima penghargaan tersebut. Perusahaan ini dinilai berhasil merealisasikan investasi terbesar di sektor industri gula, yakni sebesar Rp7 triliun.
Kontribusi ini dianggap signifikan terhadap pengembangan sektor agroindustri lokal.
Sementara itu, PT QL Hasil Laut juga memperoleh apresiasi atas tingkat kepatuhan tinggi dalam pelaporan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM).
Kepatuhan perusahaan dalam menyampaikan laporan secara rutin dan tepat waktu dinilai sangat membantu transparansi dan pengawasan kegiatan investasi di daerah.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Lamongan, Hamdani Azahari, menjelaskan bahwa acara ini digelar sebagai forum diskusi antara pemerintah daerah dan pelaku usaha.
Tujuannya adalah memperkuat sinergi dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, tangguh, dan berkelanjutan.
Ia menegaskan bahwa di tengah tantangan ekonomi global saat ini, Pemkab Lamongan tetap berkomitmen untuk menyediakan layanan perizinan yang mudah, cepat, serta akuntabel.
Peningkatan infrastruktur dan pembangunan aglomerasi wilayah yang terarah juga terus dilakukan guna menunjang pertumbuhan investasi jangka panjang.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala DPMPTSP Provinsi Jawa Timur, Dyah Wahyu Ermawati, menyoroti pentingnya transformasi pelayanan investasi yang lebih inklusif dan berbasis digital.
Menurutnya, adopsi teknologi dalam sistem perizinan serta pelayanan publik menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing daerah, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Langkah-langkah strategis ini menunjukkan bahwa Lamongan tidak hanya fokus mengejar nominal investasi, tetapi juga membangun fondasi tata kelola investasi yang transparan, adaptif, dan berorientasi masa depan.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi pilar penting untuk menjadikan Lamongan sebagai destinasi investasi unggulan di Jawa Timur.***