UMKMJATIM.COM – Terjadi penurunan harga cabai rawit di wilayah Kabupaten Kediri yang dirasakan masyarakat dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan laporan terbaru dari Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, Sabtu (10/5/2025), harga cabai rawit mengalami koreksi signifikan seiring meningkatnya pasokan dari sentra-sentra produksi utama di Jawa Timur.
Di Pasar Induk Pare, harga Cabai Rawit Merah (CRM) berbagai varietas mulai turun.
Varietas Ori 212 dan Brengos 99 yang sebelumnya diperdagangkan seharga Rp22.000 per kilogram, kini berada di angka Rp21.000 per kilogram, atau turun sebesar Rp1.000.
Sementara itu, varietas Asmoro 043 mengalami penurunan lebih tajam, dari harga awal Rp20.000 menjadi Rp18.000 per kilogram.
Varian cabai rawit lokal khas Kediri dan varietas Prentol ataupun Tumi 99 juga menyentuh titik harga terendah, yakni Rp16.000 per kilogram.
Penurunan harga ini dipicu oleh tingginya volume panen yang masuk ke pasar, serta meningkatnya pasokan dari wilayah lain seperti Blitar dan Malang.
Ketua APCI Kabupaten Kediri, Suyono, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama turunnya harga adalah melimpahnya pasokan cabai rawit dari berbagai daerah.
Ia juga menambahkan bahwa permintaan terbesar saat ini justru datang dari luar Pulau Jawa, seperti Kalimantan, Ujung Pandang (Makassar), Bangka Belitung, Bali, hingga Mataram.
Meski permintaan tetap tinggi, lonjakan pasokan yang lebih besar menyebabkan harga terus menurun.
Tak hanya cabai rawit, harga cabai jenis lain pun menunjukkan fluktuasi. Untuk Cabai Merah Besar (CMB), varietas Gada MK dijual seharga Rp21.000 per kilogram, sedangkan varietas Imola dipasarkan pada harga Rp19.000 per kilogram.
Untuk Cabai Merah Keriting (CMK) varietas Boos Tavi dipatok pada harga Rp25.000 per kilogram, sementara untuk varietas Sibad dihargai Rp23.000 per kilogram.
Dari sisi distribusi, pengiriman cabai ke berbagai wilayah luar daerah tercatat cukup besar.
Untuk wilayah Jabodetabek, pengiriman meliputi 3 ton cabai besar, 0,7 ton cabai keriting, dan 4 ton cabai rawit.
Serapan industri terhadap cabai rawit mencapai 7 ton, sementara pengiriman ke wilayah Kalimantan mencakup 15 ton cabai rawit, 0,5 ton cabai keriting, dan 0,8 ton cabai besar.
Pasokan cabai rawit merah yang masuk ke pasar berasal dari Kediri, Blitar, dan Malang dengan total mencapai 39 ton.
Lalu untuk cabai merah besar, pasokan berasal dari Kediri dan Malang sebanyak 8 ton, kemudian untuk cabai merah keriting dari wilayah Kediri sejumlah 2 ton.
Tren penurunan harga ini diharapkan dapat memberikan keseimbangan antara permintaan dan penawaran, meski di sisi lain para petani diimbau tetap memperhatikan efisiensi biaya produksi agar tidak mengalami kerugian.
Pemerintah daerah dan asosiasi petani juga terus memantau perkembangan harga dan distribusi guna menjaga stabilitas pasokan di pasar nasional.***